Responden yang mengaku sudah memiliki caleg pilihan, baik di tingkat DPR maupun DPRD, baru mencapai 44,8 persen. Sebanyak 18,7 persen lainnya akan mencoblos partai politik.
Adapun sisanya, 36,5 persen responden, mengaku belum memiliki pilihan, baik caleg maupun parpol.
Peneliti CSIS, Arya Fernandez, mengatakan, tingginya jumlah responden yang belum menentukan pilihan caleg atau parpol bisa jadi disebabkan ingar bingar pertarungan pilpres.
Terbukti, jumlah masyarakat yang belum menentukan pilihan dalam kontestasi pilpres jauh lebih kecil.
"Jumlah pemilih yang belum menentukan pilihan untuk pileg jauh lebih tinggi dibandingkan pilpres. Ini disebabkan perhatian pemilih yang tersedot ke pilpres, sementara pileg cenderung terabaikan," kata Arya saat merilis hasil survei, Kamis (28/3/2019).
Untuk kontestasi pilpres, survei CSIS menunjukkan bahwa 51,4 persen memilih pasangan Jokowi-Ma'ruf. Sementara Prabowo-Sandi dipilih oleh 33,3 persen.
Hanya ada 14,1 persen responden yang menjawab tidak tahu atau merahasiakan jawabannya serta 1,2 persen yang belum menentukan pilihan.
Arya menilai dengan kondisi ini, caleg serta partai politik harus lebih gencar lagi merebut suara pemilih. Apalagi, waktu pencoblosan kurang dari satu bulan.
Survei ini dilakukan melalui wawancara tatap muka secara langsung dengan menggunakan kuesioner.
Jumlah sampel sebanyak 2.000 responden yang memiliki hak pilih dan tersebar di 34 provinsi.
Survei menggunakan metode acak bertingkat dengan margin of error lebih kurang 2,21 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Survei dibiayai sendiri oleh CSIS.
https://nasional.kompas.com/read/2019/03/28/14112371/survei-csis-baru-448-persen-masyarakat-yang-sudah-punya-pilihan-caleg