Momen debat tentu saja perlu dimanfaatkan untuk menarik hati rakyar agar nantinya bisa menentukan pilihan. Berbagai materi debat dikemas dengan apik oleh masing-masing tim sukses masing-masing kubu.
Malam ini, Kamis (17/1/2019) diadakan debat pertama Pilpres 2019, yakni pasangan Joko Widodo-Ma’ruf Amin dan pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Terdapat tiga isu yang akan dibahas, yakni persoalan hak asasi manusia (HAM), pemberantasan korupsi, dan terorisme.
Terlepas dari debat Pilpres 2019, tentu menarik untuk menelusuri seperti apa debat pilpres yang pertama digelar di Indonesia?
Dilansir dari Harian Kompas edisi 21 April 2004, debat ini pertama terjadi pada Pilpres 2014. Saat itu, untuk kali pertama dalam sejarah politik modern di Indonesia, seorang presiden dan wakil presiden akan dipilih langsung oleh rakyat.
Karena itu, perlu untuk mengenalkan visi, misi, dan program secara lisan maupun tertulis kepada masyarakat sesuai dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2003.
Kendala ketika itu adalah, apakah perlu diadakan debat terbuka calon presiden dan wakil presiden ataukah menggunakan peraturan lain.
Berbagai usulan masuk ke Komisi Pemilihan Umum sebagai penyelenggara. Ada yang mengatakan agar peserta debat terbuka itu tidak harus calon presiden atau wapres, namun bisa diwakilkan pada tim kampanyenya.
Debat terbuka dilakukan
Setelah KPU membuat aturan yang jelas mengenai debat terbuka, tibalah saatnya untuk calon presiden-calon wakil presiden memaparkan visi dan misinya kepada masyarakat.
Akhirnya, KPU menyetujui usulan bahwa masing-masing pasangan calon perlu menyampaikan program dan visi misinya ke publik.
Pada Pilpres 2004, terdapat lima pasangan, yaitu Wiranto-Salahuddin Wahid, Megawati Soekarnoputri-Hasyim Muzadi, Amien Rais-Siswono Yudo Husodo, Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla, serta Hamzah Haz-Agum Gumelar.
Harian Kompas yang terbit pada 2 Juli 2004 menjelaskan mengenai pembagian itu. Pada hari pertama tanggal 30 Juni 2004, pasangan Megawati Soekarnoputri-Hasyim Muzadi tampil bersama pasangan Amien Rais-Siswono Yudo Husodo
Di hari kedua tanggal 1 Juli 2004, tampil tiga pasangan lain Hamzah Haz-Agum Gumelar, Susilo Bambang Yudhoyono- Jusuf Kalla, dan Wiranto-Salahuddin Wahid. Bertindak sebagai moderator Ira Koesno, dengan menghadirkan beberapa panelis dan banyak penonton.
Masih canggung
Karena ini merupakan debat yang pertama dalam sejarah perpolitikan Tanah Air, kesan yang didapat adalah masih serba canggung, tak maksimal, dan tak mencerminkan sebagai sebuah debat sesungguhnya.
Meski demikian, acara tersebut merupakan sebuah rintisan tradisi yang baik dalam kerangka menambah bobot demokratisasi di Indonesia.
Dalam debat capres tersebut, sesungguhnya peluang untuk saling mendebat amat terbuka. Misalnya, dengan mengutarakan ketidaksetujuan pendapat yang dilontarkan pasangan capres dalam menanggapi isu yang dilontarkan panelis.
Namun praktiknya, hal tersebut tak dilakukan secara maksimal. Respons yang diberikan satu pasangan atas jawaban pasangan lainnya kerap lebih merupakan pernyataan setuju atau tambahan atas jawaban yang telah disampaikan.
Semula kesempatan interaksi antarcalon untuk beradu argumentasi itu diharapkan bisa menunjukkan perbedaan antarpasangan calon. Namun kenyataan tak seperti itu pada debat perdana ini.
Bahkan, panelis sempat menekankan respons atas jawaban calon lain harus disertai alasan setuju atau tidak setuju agar lebih menjelaskan jawabannya.
Ketika itu pasangan Megawati-Hasyim dan Amien-Siswono bahkan menolak ajakan moderator guna menyatakan setuju atau tidak setuju atas lontaran pendapat pasangan lawan.
Format debat KPU Awal
Format yang ditentukan KPU untuk debat perdana ini hampir sama dengan berbagai berbagai stasiun televisi yang berlomba-lomba menggelar acara serupa. Selain ada pasangan calon, ada juga moderator, beberapa panelis, serta penonton yang merupakan pendukung masing-masing pasangan calon.
Format yang ada tersebut cenderung kurang inovatif, terlampau kaku, amat formal, dan monoton.
Namun, pengalaman debat capres pertama kali yang secara resmi diselenggarakan KPU ini tentu akan menjadi referensi berharga bagi penyelenggaraan acara serupa secara lebih baik lagi.
https://nasional.kompas.com/read/2019/01/17/10354791/saat-debat-pilpres-diadakan-untuk-kali-pertama-di-indonesia