Dari jumlah total korban, sebanyak 426 jenazah sudah diidentifikasi dan dimakamkan. Sementara sembilan jenazah hingga saat ini belum teridentifikasi.
Jumlah itu meliputi korban di lima kabupaten, yaitu Kabupaten Serang, Pandeglang, Lampung Selatan, Pesawaran, dan Tanggamus.
Dari lima kabupaten, daerah paling parah terdampak tsunami adalah Kabupaten Pandeglang. Tercatat, korban meninggal dunia di wilayah ini paling banyak, yaitu 296 orang.
"Paling parah, baik jumlah kerugian maupun korban adalah Kabupaten Pandeglang. Korban kebanyakan adalah wisatawan yang sedang berkunjung ke tempat wisata, ditambah masyarakat lokal," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, di kantor BNPB, Utan Kayu, Jakarta Timur, Senin (31/12/2018).
BNPB mencatat, wilayah yang terdampak tsunami di Kabupaten Pandeglang mencakup 13 kecamatan, dimulai dari kawasan Pantai Carita hingga Kecamatan Sumur.
Sementara di Kabupaten Serang dua kecamatan terdampak, di Kabupaten Lampung Selatan empat kecamatan terdampak, dan Kabupaten Tanggamus serta Pesawaran masing-masing satu kecamatan terdampak.
Selain korban meninggal, tercatat 14.059 orang luka-luka, 16 orang hilang, dan 33.721 mengungsi.
BNPB juga mencatat, akibat tsunami yang terjadi Sabtu (22/12/2018), sebanyak 2.752 rumah rusak, 92 penginapan dan warung rusak, 510 perahu dan kapal rusak, serta 147 kendaraan rusak.
Data ini masih sangat mungkin bertambah seiring pencatatan yang terus dilakukan.
"Ini data sementara yang kemungkinan masih akan bertambah, baik jumlah korban maupun kerusakannya," ujar Sutopo.
https://nasional.kompas.com/read/2018/12/31/15561231/korban-meninggal-tsunami-selat-sunda-capai-437-orang