Hal ini dikarenakan kotak suara berbahan dasar karton lebih ringan daripada kotak suara berbahan aluminium. Kotak suara berbahan karton, juga sangat mudah dibongkar pasang.
"Saya tidak perlu mengerahkan tenaga khusus untuk membongkar dan merakit kembali kotak suara ini. Saya lipat bisa," kata Arief seraya melipat kotak suara di hadapannya di kantor KPU, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (17/12/2018).
Sementara itu, berdasarkan pengalaman, kotak suara berbahan dasar aluminium tidak mudah dalam pemasangannya.
KPU harus mempekerjakan tukang untuk memasang sekrup dan baut kotak suara yang jumlahnya tidak sedikit. Belum lagi, kerap kali, saat akan dipasang baut berceceran dan kemudian hilang.
Kotak suara berbahan dasar alumnium, lanjut Arief, juga membutuhkan ruangan yang besar dalam penyimpanannya.
Padahal, kotak suara berbahan dasar aluminium itu harus disimpan dalam jangka waktu yang lama untuk keperluan logistik pemilu selanjutnya.
Ruangan yang digunakan untuk menyewa selama bertahun-tahun itu pun membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
"Sewa gudang yang besar itu biayanya mahal. Apalagi tiap tahun biayanya terus meningkat," ucap Arief.
"Setelah kita hitung, kalau dia disimpan dalm waktu 5 tahun, itu biayanya (penyimpanan) bisa sama dengan biaya produksi yang baru," sambungnya.
Sementara itu, kotak suara berbahan dasar karton hanya akan digunakan untuk satu kali dan kemudian dihancurkan.
Arief menegaskan, penggunaan kotak suara berbahan dasar karton kedap air dapat menghemat biaya logistik pemilu sesuai dengan cita-cita KPU.
https://nasional.kompas.com/read/2018/12/17/18072711/ketua-kpu-sebut-kotak-suara-berbahan-karton-lebih-hemat-biaya