Salin Artikel

Jadi Pemicu Perang Surabaya, Siapa yang Tewaskan Jenderal Mallaby?

Secara de facto, Belanda masih menyimpan ambisi untuk menancapkan lagi kekuasaannya di Indonesia. Apalagi, kemenangan pihak Sekutu dalam Perang Dunia II semakin memantapkan niat Belanda terhadap Indonesia.

Tentara Sekutu yang diboncengi NICA (Netherlands Indies Civil Administration) mulai diberangkatkan menuju ke Indonesia. Mereka diturunkan di tempat-tempat strategis di Pulau Jawa, Sumatera, dan Kalimantan untuk memulai langkahnya.

Selain kembali berkuasa, pihak Sekutu dan Belanda juga mempunyai tujuan lain, yaitu untuk melucuti persenjataan Jepang. Mereka mengambil alih kendali dan menghukum tentara Jepang yang tersisa.

Dilansir dari buku Indonesia dalam Arus Sejarah edisi 6 (2012), pihak Sekutu yang dulu melihat orang Indonesia sebagai "het zachtste volk ter wereld" (bangsa terhalus di dunia), kini menjadi bangsa yang lebih liar, ganas, dan garang.

Jenderal Mallaby tewas

Kedatangan Tentara Sekutu juga sampai ke Surabaya pada Oktober 1945. Mereka mulai melakukan aksi seremonial berjalan ke berbagai sudut kota untuk melihat situasi dan kondisi.

Jenderal Aubertin Walter Sothern Mallaby, seorang perwira Inggris, memimpin sejumlah inspeksi dan persiapan menjelang pelucutan senjata tentara Jepang. Mallaby juga berupaya meredam amarah penduduk Surabaya. Konsolidasi dilakukan agar pelaksanaan cepat selesai.

Namun, semangat penduduk Surabaya adalah mempertahankan kemerdekaan. Mereka tak memedulikan janji pihak Sekutu, namun hanya fokus pada upaya mempertahankan kemerdekaan.

Kejadian bermula karena perlawanan rakyat Surabaya yang menginginkan Gedung Internatio terbebas dari militer Inggris.

Akibatnya, muncul percecokan yang membuat Mallaby tewas.

Lantas muncul pertanyaan, siapakah yang membunuh Jenderal AWS Mallaby ?

Berbagai sumber mengemukakan berbagai cerita mengenai awal kedatangan Sekutu ke Indonesia hingga pertempuran 10 November selesai. Namun, belum ada catatan mengenai sosok orang yang membunuh perwira muda tersebut.

Buku Indonesia dalam Arus Sejarah edisi 6 (2012) hanya menjelaskan bagaimana Mallaby terbunuh ketika ada aksi tembak-menembak terhadap penduduk Surabaya.

Sumber lain menyebutkan bahwa Jenderal AWS Mallaby terkena granat dari anak buahnya yang berusaha melindungi. Namun, granat itu meleset dan terkena mobilnya, hingga kemudian terbakar.

Sementara itu, secara terpisah, sejarawan Universitas Negeri Surabaya (Unesa) Rojil Nugroho Bayu Aji menambahkan dan memperjelas peristiwa tersebut.

"Ini tak ada kesimpulan siapa yang menembak atau yang menggranat. Orang Inggris sendiri mengkritisi laporan bahwa orang Surabaya bengis dalam peristiwa itu," ujar Rojil.

Masih menjadi misteri memang siapakah yang membunuh Mallaby. Namun, setelah peristiwa itu pihak Inggris mengultimatum rakyat Surabaya untuk menyerahkan berbagai senjata sebelum pukul 06.00 pagi pada 10 November 1945.

Ultimatum itu tak diperhatikan. Rakyat Surabaya melawan, hingga terjadilah pertempuran dahsyat. Sampai sekarang, pertempuran yang itu dikenal dengan Peristiwa 10 November dan diperingati sebagai Hari Pahlawan.

https://nasional.kompas.com/read/2018/11/10/06260091/jadi-pemicu-perang-surabaya-siapa-yang-tewaskan-jenderal-mallaby

Terkini Lainnya

Dipilih 75 Persen Warga Aceh, Anies: Terima Kasih Para Pemberani

Dipilih 75 Persen Warga Aceh, Anies: Terima Kasih Para Pemberani

Nasional
Membangun Ekosistem Pertahanan Negara

Membangun Ekosistem Pertahanan Negara

Nasional
Sidang Sengketa Pileg, Hakim MK Heran Tanda Tangan Surya Paloh Berbeda

Sidang Sengketa Pileg, Hakim MK Heran Tanda Tangan Surya Paloh Berbeda

Nasional
Menpan-RB Anas: Seleksi CPNS Sekolah Kedinasan Mulai Mei, CASN Digelar Juni

Menpan-RB Anas: Seleksi CPNS Sekolah Kedinasan Mulai Mei, CASN Digelar Juni

Nasional
Shalat Jumat di Masjid Baiturrahman Aceh, Anies Diteriaki 'Presiden 2029'

Shalat Jumat di Masjid Baiturrahman Aceh, Anies Diteriaki "Presiden 2029"

Nasional
Polri Siapkan Posko Pemantauan dan Pengamanan Jalur untuk World Water Forum di Bali

Polri Siapkan Posko Pemantauan dan Pengamanan Jalur untuk World Water Forum di Bali

Nasional
Menkumham Bahas Masalah Kesehatan Napi dengan Presiden WAML

Menkumham Bahas Masalah Kesehatan Napi dengan Presiden WAML

Nasional
Sidang Sengketa Pileg, PAN Minta PSU di 7 TPS Minahasa

Sidang Sengketa Pileg, PAN Minta PSU di 7 TPS Minahasa

Nasional
AHY Ungkap Koalisi Prabowo Sudah Bahas Pembagian Jatah Menteri

AHY Ungkap Koalisi Prabowo Sudah Bahas Pembagian Jatah Menteri

Nasional
Jokowi Minta Relokasi Ribuan Pengungsi Terdampak Erupsi Gunung Ruang Dipercepat

Jokowi Minta Relokasi Ribuan Pengungsi Terdampak Erupsi Gunung Ruang Dipercepat

Nasional
Caleg Tidak Siap Ikuti Sidang Daring, Hakim MK: Suara Putus-putus, Jadi Lapar...

Caleg Tidak Siap Ikuti Sidang Daring, Hakim MK: Suara Putus-putus, Jadi Lapar...

Nasional
Anies-Muhaimin Kunjungi Aceh Usai Pilpres, Ingin Ucapkan Terima Kasih ke Warga

Anies-Muhaimin Kunjungi Aceh Usai Pilpres, Ingin Ucapkan Terima Kasih ke Warga

Nasional
Bareskrim Polri Yakin Penetapan Panji Gumilang sebagai Tersangka TPPU Sah Menurut Hukum

Bareskrim Polri Yakin Penetapan Panji Gumilang sebagai Tersangka TPPU Sah Menurut Hukum

Nasional
Polisi Lengkapi Kekurangan Berkas Perkara TPPU Panji Gumilang

Polisi Lengkapi Kekurangan Berkas Perkara TPPU Panji Gumilang

Nasional
Jokowi Kumpulkan Menteri Bahas Pengungsi Terdampak Erupsi Gunung Ruang

Jokowi Kumpulkan Menteri Bahas Pengungsi Terdampak Erupsi Gunung Ruang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke