Saat berpidato dalam acara peresmian Kantor Badan Pemenangan Prabowo-Sandi di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Selasa (30/10/2018), Prabowo mengucapkan istilah "Tampang Boyolali".
Menurut Andre, ada pihak yang memotong video pidato tersebut untuk mendiskreditkan Prabowo Subianto.
“Bahwa ada sekelompok orang atau lawan politik yang sekarang kami rasakan berusaha menyeret politik rasial dan kebencian dengan melakukan pelintiran tafsir terhadap pernyataan Pak Prabowo,” ujar Andre kepada Kompas.com, Senin (5/11/218).
“Ini terang adalah perilaku politik kotor dan berbahaya buat persatuan dan keberagaman kita,” lanjut dia.
Andre mengatakan, timnya telah menemukan beberapa bukti adanya pelanggaran dalam aksi protes warga Boyolali yang digelar pada Minggu (4/11/2018).
Menurut dia, ada mobilisasi massa yang melibatkan ASN.
“Ada indikasi pengerahan ASN, jadi ada ribuan orang Boyolali turun. Kami menemukan beberapa bukti terjadi mobilisasi massa yang melibatkan oleh ASN,” ujar Andre.
Andre mengingatkan masyarakat tidak terprovokasi dan fokus pada subtansi topik perihal ketimpangan ekonomi yang menjadi pembahasan.
"Kita ajak masyarakat untuk tidak terprovokasi oleh perilaku politik kotor. Jangan mau terprovokasi dan dimobilisasi oleh sekelompok orang yang ingin memlintir dan menggoreng untuk mendiskreditkan Prabowo,” kata Wasekjen Partai Gerindra itu.
Polemik ini berawal dari viralnya video pidato Prabowo yang menyebutkan istilah "tampang Boyolali".
Awalnya, Prabowo membahas peningkatan kapasitas produksi karena menurut data yang mereka terima, terjadi penurunan kesejahteraan di desa.
Adapun bunyi pidatonya sebagai berikut:
"...Dan saya yakin kalian nggak pernah masuk hotel-hotel tersebut, betul? (Betul, sahut hadirin yang ada di acara tersebut). Mungkin kalian diusir, tampang kalian tidak tampang orang kaya, tampang kalian ya tampang orang Boyolali ini."
https://nasional.kompas.com/read/2018/11/05/11283511/jubir-prabowo-sebut-pernyataan-tampang-boyolali-dipelintir