Jokowi menitipkan warga negara Indonesia yang berada di Malaysia.
"Di setiap pertemuan dengan pemimpin Malaysia, Presiden menitipkan WNI yang tinggal di Malaysia," kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi usai pertemuan.
Salah satu yang dibahas adalah masalah pendidikan untuk anak-anak WNI yang tinggal di Malaysia.
Untuk di Sabah dan Sarawak, menurut Retno, Indonesia sudah memiliki Community Learning Center (CLC).
Namun, Indonesia belum memiliki fasilitas pendidikan yang sama di wilayah Semenanjung.
"Oleh karena itu, tadi Indonesia minta community learning center dapat dibentuk di Semenanjung karena jumlah anak Indonesia yang tinggal di Semenanjung cukup banyak," kata Retno.
Kepala Badan Penempatan dan Perlindungan TKI Nusron Wahid mengatakan, saat ini Indonesia memiliki 59 CLC di Sabah dan Serawak. Total muridnya mencapai 84.000 orang.
Namun, di kawasan Semenanjung, belum ada satu pun CLC yang didirikan. Padahal, jumlah anak-anak WNI disana diperkirakan mencapai 40.000.
Menurut Nusron, anak-anak WNI itu kenanyakan berasal dari pekerja migran ilegal di sektor konstruksi.
"Mereka datang bersama anak istrinya, beranak Pinak di Malaysia tak punya kesempatan untuk sekolah. Untuk sekolah di Kedutaan Besar Republik Indonesia jauh, bisa 100-150 kilometer," kata Nusron.
"Oleh karena itu kita minta izin mendirikan CLC di Semenanjung," kata Nusron.
.
.
.
https://nasional.kompas.com/read/2018/10/09/12085691/jokowi-dan-wan-azizah-bahas-pendidikan-anak-anak-wni-di-malaysia