Menurut Riza, setiap parpol memiliki cara dan gaya sendiri melakukan kampanye untuk memenangan pasangan capres-cawapres nomor urut 02, Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno.
"Setiap partai kan punya tokoh masing-masing. Ya silakan saja. Ada yang menokohkan Soekarno, ada yang menokohkan Pak Harto. Ada Pak Habibie, ada Ibu Mega (Megawati Soekarnoputri) ada Pak Amien silakan. Semuanya punya pasar masing-masing," kata Riza di Hotel Aryaduta, Jakarta Pusat, Jumat (5/10/2018).
Riza memandang sosok Soeharto memiliki arti dan kontribusi yang besar bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia.
“Orang kan sudah tahu Pak Harto (Soeharto) punya jasa yang besar. Kita ini akan lihat siapa sebetulnya pemimpin yang memiliki jasa kita lihat. Sekian tahun orang itu memimpin," tutur Riza.
Sekretaris Jenderal Partai Berkarya Priyo Budi Santoso menyatakan partainya berencana memasang foto Presiden kedua RI, Soeharto, selama kampanye jika diperbolehkan peraturan perundang-undangan.
Ia mengatakan rencana pemasangan foto Soeharto dilandasi alasan masih banyaknya masyarakat yang merindukan kepemimpinan Soeharto yang tegas.
"Setiap sikap politik kami hitung plus dan negatifnya. Berdasarkan survei yang kami lakukan diam-diam, hasilnya meletakkan Pak Harto sebagai presiden dengan mode kepemimpinan gemilang," kata Priyo saat ditemui dalam acara nonton bareng Film G30S/PKI di Pusat Perfilman Usmar Ismail, Kuningan, Jakarta, Minggu (30/9/2018).
https://nasional.kompas.com/read/2018/10/05/15031721/gerindra-tak-larang-partai-berkarya-pasang-foto-soeharto-selama-kampanye