Mereka akan membantu proses percepatan rekonstruksi pembangungan di Lombok.
"Yang mau dibangun itu 78.000 rumah, jadi 400 insinyur masih kurang," ujar Basuki usai rakor di Kantor Kemenko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Jakarta, Jumat (31/8/2018).
Basuki mengatakan, pemerintah akan membentuk sembilan tim untuk mengawasi pembangunan rumah.
Namun, satu tim maksimal hanya bisa mengawasi pembangunan 100-150 rumah.
Sementara itu, jumlah rumah yang rusak akibat guncangan gempa mencapai 78.000 rumah. Untuk itu, pemerintah juga akan merekrut para mahasiwa yang paham membangun rumah.
"Harus ada TNI untuk mengomando pembersihan, harus ada mahasiswa, insinyur yang sudah tahu bikin rumah. Kalau 78.000 rumah butuh berapa? Kan butuh banyak lagi," kata dia.
Sebelumnya, Basuki mengatakan, pihaknya sudah menyiapkan anggaran Rp 529,6 miliar untuk rekonstruksi Lombok hingga Desember 2018.
Menurut dia, berdasarkan Inpres Nomor 5 Tahun 2018 tentang Rehabilitasi dan Rekonstruksi Lombok, pembangunan rumah harus diselesaikan maksimal enam bulan.
"Makanya pengerjaannya bukan dikontrakkan, tetapi dikerjakan oleh swakelola gotong royong oleh masyarakat sendiri karena banyak sekali 78.000 rumah yang rusak. Kalau dikontrakkan, enggak akan selesai 2-3 tahun," kata dia.
Basuki juga memastikan, bantuan tak hanya diberikan kepada warga yang rumahnya rusak berat.
Uang Rp 25 juta diberikan untuk warga yang rumahnya rusak sedang dan Rp 10 juta untuk rumah rusak ringan.
https://nasional.kompas.com/read/2018/08/31/18411611/rekonstruksi-pasca-gempa-400-insinyur-dikirim-ke-lombok