Salin Artikel

KPAI Sebut Pengaduan Terkait Pernikahan Dini Masih Rendah

"Kasus kekerasan seksual itu partisipasi masyarakat cukup tinggi. Tapi laporan kasus pernikahan dini itu sangat rendah pelaporannya," ucap Susanto di Kantor KPAI, Jakarta, Senin (28/5/2018).

Susanto menilai, ada beberapa faktor kenapa laporan mengenai pernikahan dini ke KPAI masih rendah. Hal utama, pernikahan dini dinilai sebagai masalah yang tak serius.

Kedua, kata Susanto, rendahnya laporan ke KPAI disebabkan adanya anggapan bahwa pernikahan dini merupakan solusi atas sejumlah masalah di masyarakat, yang tak hanya terkait perilaku seksual.

"Contohnya di salah satu daerah di Sulawesi Selatan, karena takut tidur sendiri maka dinikahkan. Itu dianggap sebagai solusi oleh sebagian masyarakat," kata Susanto.

"Ketiga, dipandang bahwa dengan menikah dini dapat menghindari mudharat atau potensi negatif," ujar dia.

Susanto menegaskan bahwa dampak dari pernikahan dini sangat kompleks, terutama secara psikologis.

"Dampak negatif terhadap kematangan cara berpikirnya, hubungan suami istri, dampak negatif terhadap pengasuhan, bahkan juga bagi timbulnya kerentanan konflik dalam keluarga," kata Susanto.

Di sisi lain, Susanto mengingatkan kepada semua pihak untuk mengetahui dampak negatif dari pernikahan dini. KPAI berharap pernikahan dilakukan oleh dua orang yang memang siap secara fisik dan mental.

https://nasional.kompas.com/read/2018/05/28/17192691/kpai-sebut-pengaduan-terkait-pernikahan-dini-masih-rendah

Terkini Lainnya

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dengan Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dengan Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Nasional
Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Nasional
'Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?'

"Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?"

Nasional
Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Nasional
Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan bagi Semua Buruh

Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan bagi Semua Buruh

Nasional
Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

Nasional
Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Nasional
Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: 'Skincare' Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: "Skincare" Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

Nasional
Jokowi dan Mentan Amran Sulaiman Bersepeda Bareng di Mataram

Jokowi dan Mentan Amran Sulaiman Bersepeda Bareng di Mataram

Nasional
'Jokowi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P Berkoalisi dengan Prabowo'

"Jokowi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P Berkoalisi dengan Prabowo"

Nasional
Projo Ungkap Kemungkinan Jokowi Akan Gabung Parpol Lain Setelah Tak Dianggap PDI-P

Projo Ungkap Kemungkinan Jokowi Akan Gabung Parpol Lain Setelah Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Jokowi Makan Mie Gacoan di NTB, Pesan Mi Level 0

Jokowi Makan Mie Gacoan di NTB, Pesan Mi Level 0

Nasional
Kaum Intelektual Dinilai Tak Punya Keberanian, Justru Jadi Penyokong Kekuasaan Tirani

Kaum Intelektual Dinilai Tak Punya Keberanian, Justru Jadi Penyokong Kekuasaan Tirani

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke