"Mengalir saja, lah," kata Aher di Kantor Kementerian Dalam Negeri RI, Jakarta, Rabu (25/4/2018).
Aher yang merupakan politisi Partai Keadilan Sejahtera, saat ini menjadi tokoh dengan elektabilitas tertinggi dalam pemilu internal PKS. Aher unggul dari delapan nama lainnya sebagai calon presiden atau wakil presiden.
Saat ini, PKS memang dekat dengan Partai Gerindra. Kedekatan ini terbentuk sejak Pilpres 2014, yang diprediksi akan berlanjut hingga pilpres berikut.
Meski begitu, Aher bahkan mengisyaratkan siap jika diminta oleh Presiden Joko Widodo untuk menjadi wakilnya pada pilpres mendatang.
"Mengalir saja. Ketika ada yang mendoakan, jawaban saya amiin," kata Aher.
Akan tetapi, kata Aher, keputusan dirinya akan menjadi pasangan siapa pada pilpres nanti adalah sepenuhnya wewenang DPP PKS.
"Saya selalu mengalir saja. Apalagi dengan urusan politik, itu tentu domainnya DPP PKS. Kita ikut mengalir saja," kata dia.
Sebelumnya, PKS menyodorkan sembilan nama di internal partainya untuk menjadi calon presiden atau calon wakil presiden ke mitra koalisi.
Aher unggul dari delapan nama lainnya. Adapun, delapan nama itu adalah Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid, mantan Presiden PKS Anis Matta, Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno, Presiden PKS Sohibul Iman, Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al Jufri, mantan Presiden PKS Tifatul Sembiring, Muzammil Yusuf, dan Mardani Ali Sera.
https://nasional.kompas.com/read/2018/04/25/21504591/soal-dampingi-prabowo-atau-jokowi-dalam-pilpres-ini-jawaban-aher