Bahkan, lebih dari 90 persen kasus yang ramai di media sosial merupakan berita bohong. Ia menduga ada niat mengadu domba di balik penggorengan isu tersebut jelang pilkada.
"Saya lihat berita hoaks ini, ada kemungkinan adu domba pesta demokrasi," ujar Mahfud dalam diskusi di PTIK, Jakarta, Rabu (4/4/2018).
Mahfud menduga hal ini berkaitan dengan hiruk-pikuk Pilkada DKI Jakarta 2017 lalu ketika ramai politik identitas dan SARA ditonjolkan. Pihak yang berada di belakang layar itu sengaja mengadu domba agar masyarakat ribut dan terpecah belah.
Padahal, kata dia, penyerangan terhadap tokoh agama bukan hal yang baru di Indonesia. Misalnya, kata dia, ada kasus perselingkuhan istri kiai dengan sopirnya.
"Kemudian sopir dan istrinya itu bunuh kiainya," kata Mahfud.
Mahfud juga mengapresiasi ditangkapnya kelompok Muslim Cyber Army yang salah satunya berkontribusi menyebarkan hoaks soal penyerangan ulama. Ia meminta Polri mengungkap tuntas hingga pihak yang menunjang aktivitas kelompok tersebut.
"Saya kira polisi harus ungkap secara profesional," kata Mahfud.
https://nasional.kompas.com/read/2018/04/04/19281921/mahfud-md-sebut-isu-penyerangan-ulama-sengaja-digoreng-untuk-adu-domba