Ia yakin, selama ini Oesman Sapta bekerja keras untuk meningkatkan elektabilitas partai sehingga akan memeroleh hasil maksimal pada Pemilu 2019.
"Para kader harus memberikan kesempatan kepada Pak OSO untuk bekerja meningkatkan elektabilitas Partai Hanura. Beri kesempatan kepada Beliau, kalau dinilai tidak berhasil, silakan dikritisi," kata Tri Dianto kepada Kompas.com, Selasa (16/1/2018).
Dia mengatakan, OSO terpilih sebagai ketua umum dalam Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Hanura 2016. Oleh karena itu, OSO seharusnya memimpin partai tersebut hingga 2020.
Tri Dianto mengatakan, semua pihak harus memberikan kesempatan kepada Oesman Sapta untuk membuktikan kinerjanya selama lima tahun ini sehingga mencapai target-target politik yang sudah disepakati seluruh kader.
"Ketum hasil Munaslub adalah Pak OSO. Karena itu harus diberi kesempatan pimpin Hanura hingga 2020 dan untuk membuktikan capaian kerjanya di Pemilu 2019," ujar Tri Dianto.
Dia berharap, konflik yang terjadi di internal Hanura harus segera diakhiri. Semua kader harus menjaga soliditas demi tercapainya cita-cita memeroleh kemenangan di Pemilu 2019.
Tridianto menilai, sikap kompak jauh lebih baik daripada berkonflik di antara kader karena tidak memberikan dampak positif bagi partai.
"Semua kader harus utamakan konsolidasi partai menghadapi Pemilu 2019. Karena saat ini waktunya kerja keras untuk bangkit dan menang," kata dia.
Sebelumnya, aksi saling pecat terjadi di internal Partai Hanura.
Ketua Umum Partai Hanura Oesman Sapta Odang (OSO) mendapatkan mosi tidak percaya dari 27 DPD dan lebih dari 400 DPC. Oesman juga diberhentikan dari jabatan ketua umum.
Namun, OSO balik melakukan perlawanan dan memecat Sekjen Partai Hanura Sarifuddin Sudding.
https://nasional.kompas.com/read/2018/01/16/17331171/wasekjen-hanura-beri-kesempatan-oso-tingkatkan-elektabilitas-partai