Karena itu, ia menyebut tahun 2017 merupakan tahun penangkapan.
"Saya menilai 2017 adalah kalau untuk politisi suram. Saya anggap tahun penangkapan. Banyak sekali anggota DPR, kepala daerah, bahkan di legislatif, yudikatif, eksekutif ditangkapi KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi)," kata Happy di Mampang, Jakarta Selatan, Sabtu (6/1/2018).
Bahkan, kata dia, politisi yang paling banyak ditangkap oleh KPK berasal dari partainya, termasuk mantan Ketua Umum Golkar Setya Novanto yang kini mendekam di rumah tahanan.
Hal itu lantas membuat elektabilitas partainya terjun bebas hingga elektabilitasnya sempat turun ke angka 7 persen.
Karena itu bagi Golkar tahun 2018 merupakan harapan baru untuk bangkit kembali.
Bahkan, kata Happy, posisi Golkar sempat tersalip oleh Partai Gerindra sehingga partai berlambang beringin tersebut berada di peringkat ketiga.
Namun, ia bersyukur sejak Airlangga Hartarto menggantikan Novanto elektabilitas Golkar kembali meningkat menjadi 12 persen.
Happy pun meyakini Golkar akan kembali bangkit di pemilu 2019 dengan raihan 110 kursi di DPR RI.
"Sekarang kami ingin target kami 60 persen menang pilkada dan kursi legislatif 91 kursi, dengan strategi ketua umum naik menjadi 110 kursi," lanjut dia.
https://nasional.kompas.com/read/2018/01/06/14495581/ketua-dpp-golkar-sebut-2017-sebagai-tahun-penangkapan