Salin Artikel

Cerita Mahfud MD Saat "Menawar" Jabatan Menteri ke Gus Dur

Pengalaman Mahfud ditunjuk sebagai menteri oleh Gus Dur ia ceritakan dalam bukunya, Setahun Bersama Gus Dur: Kenangan Menjadi Menteri di Saat Sulit (2003).

Mahfud menceritakan, ia dipanggil dan menghadap Gus Dur di sebuah rumah di Jalan Irian Nomor 7, Jakarta Pusat. Rumah tersebut memang dikenal sebagai tempat bertemunya Gus Dur dengan tamu-tamunya di luar jam kerja.

Setelah bertemu Mahfud, Gus Dur pun mengatakan bahwa di kabinetnya saat ini dibutuhkan tiga orang ahli tata negara yang tegas untuk jabatan menteri.

"Saya sudah punya dua, yaitu Marsillam (Marsillam Simanjuntak) dan Yusril (Yusril Ihza Mahendra). Satunya lagi saya minta Antum (Anda) bergabung di kabinet," kata Gus Dur.

Mahfud yang saat itu menjabat Rektor I Universitas Islam Indonesia lantas bertanya ke Gus Dur, di pos menteri apa ia akan ditempatkan. Gus Dur menjawab dengan cepat, "menteri pertahanan".

Mahfud pun kaget mendengar jawaban tersebut. Saking tidak percayanya, Mahfud bahkan merasa dirinya salah dengar. Ia mengira yang dimaksud Gus Dur adalah menteri pertanahan.

Ia merasa jabatan menteri pertanahan lebih masuk akal karena masalah agraria banyak sekali bersangkutan dengan hukum administrasi negara yang merupakan cabang dari hukum tata negara.

Namun, Gus Dur menegaskan bahwa jabatan yang disediakan untuk Mahfud adalah menteri pertahanan.

Mahfud pun menyatakan kepada Gus Dur bahwa ia sama sekali tidak memiliki pengalaman di bidang militer dan pertahanan sehingga kurang tepat mengisi pos itu.

"Kalau cuma itu, Antum bisa tanya-tanya pada Pak Yudhoyono (Susilo Bambang Yudhoyono), sebab yang penting otoritas dan arah kebijakannya, bukan soal teknis kemiliterannya," ucap Gus Dur santai.

Tak puas, Mahfud pun masih mencoba menawar ke Gus Dur. Ia meminta posisi menteri pertahanan diberikan saja ke Yusril, sementara ia mengisi menteri kehakiman.

Namun, Gus Dur menjawab bahwa Yusril lebih tepat menjadi menteri kehakiman. Mahfud pun akhirnya mencoba menawar lagi.

"Kalau Yusril menteri kehakiman, saya jadi menteri muda urusan HAM saja, tidak apa-apa, toh sekarang ini saya adalah staf ahli menteri negara urusan HAM," kata Mahfud.

Namun, lagi-lagi Gus Dur menolak penawaran Mahfud.

"Ah, Kementerian HAM akan ditiadakan, disatukan dengan Departemen Kehakiman," kata Gus Dur.

Alwi Shihab yang saat itu mendampingi Gus Dur, sampai mencolek paha Mahfud sebagai isyarat agar ia tak bisa lagi menawar. Akhirnya, Mahfud pun menerima tawaran Gus Dur.

"Kalau begitu, baiklah. Bismillah," ucap Mahfud.

Hampir mundur

Sejak awal, Mahfud sudah menduga penunjukan dirinya sebagai menhan akan mengundang kritik keras. Sebab, ia tidak mempunyai basis partai politik dan bukan pula pakar yang dikenal publik.

Namun, reaksi yang muncul benar-benar di luar dugaan Mahfud.

"Tidak sedikit yang mengecam Gus Dur dan melecehkan saya," kata Mahfud.

Salah satu komentar yang cukup keras, kata Mahfud, datang dari Amien Rais. Amien menilai Mahfud MD adalah orang yang tidak mengerti masalah pertahanan.

Kalau lah mau diangkat menteri, Amien menilai bahwa Mahfud lebih pas sebagai menteri kehakiman.

Mahfud merasa keraguan Amien atas dirinya adalah hal yang wajar. Sebab, Mahfud juga sempat mengalami keraguan yang sama terhadap dirinya saat pertama kali diberitahu Gus Dur mengenai jabatan menteri pertahanan.

Keraguan pun kembali menyelimuti hati Mahfud.

"Setelah mengikuti pemberitaan media massa, esoknya, saya menjadi ragu dan agak gamang. Ada sedikit penyesalan saya menerima jabatan itu," kata Mahfud.

Mahfud pun berpikir untuk meminta pembatalan pengangkatan kepada Gus Dur. Ada dua alasan yang hendak ia kemukakan.

Pertama, agar kabinet benar-benar diisi oleh orang yang tepat. Kedua, agar Gus Dur tak dihantam oleh kritik dari segala penjuru.

Jumat pagi, 24 Agustus 2000, Mahfud  pun mengundang sejumlah rekan yang biasa memberinya saran dan masukan.

Pembicaraan Mahfud dengan para rekannya mendadak berhenti karena telepon genggam Mahfud yang berdering. Telepon itu rupanya datang dari Gus Dur.

"Begini ya, Pak Mahfud. Antum jangan ragu, jangan berpikir untuk mundur. Kecaman dan kritik itu biasa dalam politik dan hanya akan berlangsung sebentar, kok," kata Gus Dur.

"Nanti Antum kalau sudah bekerja akan mendapat pujian. Pokoknya saya percaya Antum, dan semuanya saya yang tanggung jawab," mantan Ketua Umum PB Nahdlatul Ulama itu.

Mahfud agak heran karena Gus Dur seperti tahu persis bahwa ia sedang resah dan tengah berpikir untuk meminta pembatalan pengangkatan.

"Baik, Bapak Presiden, nanti siang saya berangkat ke Jakarta untuk pelantikan besok pagi. Saya sudah ditelpon oleh Sesneg," ucap Mahfud.

Akhirnya, pada 25 Agustus 2000, Mahfud MD resmi dilantik sebagai menteri pertahanan.

Di era pemerintahan Gus Dur, Mahfud MD menjadi salah satu kepercayaan cucu dari pendiri NU, Hasyim Asy'ari itu. Meski Gus Dur dikenal sebagai presiden yang kerap merombak kabinet, namun Mahfud kerap bertahan.

Akan tetapi, Mahfud sempat mengalami perombakan. Ketika itu, Mahfud tidak dicopot dari jabatan sebagai menteri pertahanan, tetapi digeser sebagai menteri hukum dan perundang-undangan.

https://nasional.kompas.com/read/2017/09/07/17464601/cerita-mahfud-md-saat-menawar-jabatan-menteri-ke-gus-dur

Terkini Lainnya

Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Nasional
Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Nasional
PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

Nasional
PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

Nasional
Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Nasional
Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Nasional
Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Nasional
Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

Nasional
Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

Nasional
Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

Nasional
Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Nasional
Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran 'Game Online' Mengandung Kekerasan

Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran "Game Online" Mengandung Kekerasan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke