Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarawan Sebut Keislaman Soekarno Pengaruhi Saudi hingga Uni Soviet

Kompas.com - 17/06/2017, 03:30 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Islam progresif yang diperjuangkan Presiden pertama sekaligus Proklamator RI Bung Karno, tidak hanya membawa pengaruh besar di dalam negeri.

Sejarawan Bonnie Triawan mengatakan, Bung Karno juga membawa pengaruh Islam progresif saat kunjungannya ke luar negeri.

Ia mencontohkan saat Soekarno berkunjung ke Arab Saudi dalam rangka kunjungan kerja dan naik haji pada 1955.

Soekarno saat itu mengusulkan agar Padang Arafah yang gersang ditanami pepohonan. Pemerintah Arab Saudi menerima usul Soekarno itu.

(Baca: Cerita-cerita saat Bung Karno Perjuangkan Islam Progresif)

Pohon yang ditanam itu masih tumbuh subur hingga sekarang.

"Bahkan pohonnya dinamakan pohon Soekarno," ucap Bonnie.

Soekarno juga mengusulkan agar jalur Shaffa-Marwah dilebarkan dan dibuat menjadi dua jalur.

Dengan begitu, jamaah haji tidak lagi berdesak-desakan saat menunaikan ibadah di tanah suci. Usul itu juga diterima oleh Raja Arab Saudi.

"Oleh karena itu, tidak heran ketika Raja Salman berkunjung ke Indonesia, dia langsung mencari cari keturunan Soekarno. Karena kunjungan Soekarno itu membawa kesan yang mendalam bagi kerajaan Arab Saudi," ucap Bonnie.

Soekarno pun tak hanya membawa pengaruhnya ke negara negara Islam. Saat ia berkunjung ke Uni Soviet pada 1961, Soekarno sempat menemukan ke Masjid Biru yang terbengkalai di Saint Petersburg.

(Baca: Politisi PDI-P Sebut Ada Upaya De-Soekarnoisasi oleh Soeharto)

Sejak masa perang dunia II, masjid itu ditutup dan justru beralih fungsi menjadi gudang peralatan medis.

Soekarno pun meminta pemerintah Rusia untuk menghidupkan kembali masjid tersebut. Pemimpin Uni Soviet saat itu, Nikita Khrushchev, mengabulkan permintaan Soekarno.

"Sampai sekarang masjid ini masih berdiri dan terus digunakan oleh umat Islam yang ada di Uni Soviet," ucap Bonnie.

Kompas TV Bung Karno Baca Isi Pancasila di AS Tahun 1956

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com