Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Politik Fitnah Dinilai Tak Efektif Turunkan Elektabilitas Jokowi

Kompas.com - 09/06/2017, 21:18 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Berbagai politik fitnah yang selama ini menyerang Presiden Joko Widodo dinilai tidak efektif untuk menurunkan elektabilitas orang nomor satu di Indonesia itu.

Hasil survei terakhir Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menunjukkan Jokowi masih menjadi tokoh paling populer untuk menjadi Presiden dengan 53,7 persen. Saingan terberat Jokowi, Prabowo, hanya mendapat suara 37,2 persen.

Responden yang mengaku puas dengan kinerja Jokowi mencapai 67 persen.

Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie menilai, temuan survei SMRC ini menunjukkan politik kerja yang dilakukan oleh Jokowi lebih diapresiasi oleh rakyat Indonesia, daripada serbuan fitnah-fitnah yang dilancarkan kepadanya.

"Temuan survei SMRC menggembirakan, tidak hanya karena Jokowi yang akan PSI dukung kembali jadi presiden tahun 2019 mendapatkan hasil positif, tapi ini juga bukti demokrasi dan politik akal sehat makin baik di negeri ini," kata Grace Natalie dalam keterangan tertulis, Jumat (9/6/2017).

"Jokowi dikenal dengan politik kerjanya, meskipun dia diserang dengan fitnah-fitnah, seperti anak PKI, komunis, antek China dan lain-lainnya. Tetapi publik lebih melihat pada hasil kerja Jokowi," ujar dia.

(Baca juga: Usai Pilkada DKI, Survei SMRC Sebut Jokowi Masih Unggul dari Prabowo)

Menurut Grace, kepuasan publik Indonesia terhadap kepemimpinan Jokowi disebabkan beberapa faktor.

Misalnya, faktor pelayanan publik, peningkatan kesejahteraan dan pembangunan infrastruktur yang tampak nyata dan dinikmati langsung oleh masyarakat.

"Seperti distribusi Kartu Jakarta Pintar (KIP) dan layanan Kartu Indonesia Sehat (KIS) serta pemerataan dan percepatan pembangunan infrastruktur benar-benar dirasakan masyarakat, ini faktor utama kepuasan publik terhadap kinerja Jokowi," ucap mantan presenter televisi ini.

Menurut Grace, dampak kinerja Jokowi kepada masyarakat juga tergambar di hasil survei. Soal kesejahteraan sebanyak 44,4 persen responden merasa ekonomi rumah tangganya lebih baik dibandingkan tahun lalu.

Adapun sebanyak 62,3 persen optimistis keadaan ekonomi keluarga akan lebih baik di tahun depan.

"Keluarga sebagai basis utama negara menjadi fondasi yang semakin kokoh di era Jokowi," ucap Grace.

Kompas TV Dalam videonya, Presiden mengklaim sudah membangun 1.900 kilometer jalan di Kalimantan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Yusril: Serahkan kepada Presiden untuk Bentuk Kabinet Tanpa Dibatasi Jumlah Kementeriannya

Yusril: Serahkan kepada Presiden untuk Bentuk Kabinet Tanpa Dibatasi Jumlah Kementeriannya

Nasional
Mensos Risma: Belum Semua Warga di Zona Merah Gunung Marapi Bersedia Direlokasi

Mensos Risma: Belum Semua Warga di Zona Merah Gunung Marapi Bersedia Direlokasi

Nasional
Pengamat Nilai Ahok Sulit Menang jika Maju pada Pilkada, Ini Alasannya

Pengamat Nilai Ahok Sulit Menang jika Maju pada Pilkada, Ini Alasannya

Nasional
Jadi Perantara Kebaikan, Dompet Dhuafa Siap Terima Hibah dari NAMA Foundation untuk Kaum Dhuafa

Jadi Perantara Kebaikan, Dompet Dhuafa Siap Terima Hibah dari NAMA Foundation untuk Kaum Dhuafa

Nasional
Kemenkes: Waspadai MERS-CoV, Jemaah Haji Mesti Hindari Kontak dengan Unta

Kemenkes: Waspadai MERS-CoV, Jemaah Haji Mesti Hindari Kontak dengan Unta

Nasional
Bocorkan Duet Khofifah-Emil pada Pilkada, Airlangga: Semua Akan Positif...

Bocorkan Duet Khofifah-Emil pada Pilkada, Airlangga: Semua Akan Positif...

Nasional
Airlangga Bertemu Khofifah Malam Ini, Bahas soal Emil Dardak pada Pilkada Jatim

Airlangga Bertemu Khofifah Malam Ini, Bahas soal Emil Dardak pada Pilkada Jatim

Nasional
Prabowo Sebut Punya Gaya Kepemimpinan Sendiri, PDI-P: Kita Berharap Lebih Baik

Prabowo Sebut Punya Gaya Kepemimpinan Sendiri, PDI-P: Kita Berharap Lebih Baik

Nasional
RUU Penyiaran Larang Jurnalisme Investigasi, PDI-P: Akibat Ketakutan yang Berlebihan

RUU Penyiaran Larang Jurnalisme Investigasi, PDI-P: Akibat Ketakutan yang Berlebihan

Nasional
Prabowo Ingin Jadi Diri Sendiri Saat Memerintah, PDI-P: Kita Akan Melihat Nanti

Prabowo Ingin Jadi Diri Sendiri Saat Memerintah, PDI-P: Kita Akan Melihat Nanti

Nasional
Sepanjang 2023, Pertamina Hulu Rokan Jadi Penghasil Migas Nomor 1 Indonesia

Sepanjang 2023, Pertamina Hulu Rokan Jadi Penghasil Migas Nomor 1 Indonesia

Nasional
Djarot dan Risma Dinilai Lebih Berpotensi Diusung PDI-P pada Pilkada DKI 2024 ketimbang Ahok

Djarot dan Risma Dinilai Lebih Berpotensi Diusung PDI-P pada Pilkada DKI 2024 ketimbang Ahok

Nasional
Polri Pastikan Kasus Pembunuhan 'Vina Cirebon' Masih Berjalan, Ditangani Polda Jawa Barat

Polri Pastikan Kasus Pembunuhan "Vina Cirebon" Masih Berjalan, Ditangani Polda Jawa Barat

Nasional
KPK Dalami Gugatan Sengketa Lahan di MA

KPK Dalami Gugatan Sengketa Lahan di MA

Nasional
KPK Duga Tahanan Korupsi Setor Uang Pungli ke Rekening Orang Dekat Eks Karutan Achmad Fauzi

KPK Duga Tahanan Korupsi Setor Uang Pungli ke Rekening Orang Dekat Eks Karutan Achmad Fauzi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com