Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Politisi PDI-P: Banyak Faktor Ahok Kalah, Salah Satunya Keluhan Birokrat

Kompas.com - 21/04/2017, 08:00 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pasangan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat harus menelan kekalahan dari pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno pada gelaran Pilkada DKI Jakarta. Beberapa hal dinilai menjadi penyebab kekalahan pasangan petahana itu.

"Enggak bisa direduksi dalam satu sebab, banyak hal saya kira," kata Ketua DPP PDI-P Hendrawan Supratikno di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (20/4/2017).

Salah satunya adalah "curhatan" dari warga. Hendrawan menceritakan sejumlah keluhan yang diterimanya terhadap Ahok yang diungkapkan oleh birokrat hingga pengusaha.

"Birokrat yang saya temui mengatakan 'haduh, kalau Ahok menang lagi, penderitaan kami semakin panjang, enggak bisa main-main anggaran'. Pengusaha yang saya temui 'apa sih untungnya Ahok sebagai gubernur. Pajak dinaikkan'," ungkap Hendrawan.

(Baca: Pekan yang Berat bagi Ahok...)

"Beberapa orang lainnya, 'duh nanti kami kemaraunya lebih panjang lagi'," sambung dia.

Persoalan koordinasi juga dinilai sebagai penyebab lainnya. Namun, Hendrawan mengatakan, hal itu terjadi pada setiap parpol saat bekerja sama dengan parpol lainnya di sebuah daerah.

Sedangkan DKI dianggap menjadi salah satu wilayah dengan pertarungan politik cukup kuat. Ia mencontohkan kader partai A dam partai B di Jakarta Utara.

(Baca: Pil Pahit Kekalahan Ahok dan Rano Karno Sinyal untuk PDI-P)

Dua kader partai pendukung tersebut dipaksa mesti berkoalisi pada Pilkada DKI, padahal keduanya harus bersaing pada kesempatan lainnya.

"Anda yang saya tahu nanti akan jadi musuh saya 2019, eh sekarang saya kerja sama dengan Anda. Susah dong. Begitu saya punya kantong (pemilih) yang sudah relatif jadi pendukung, masa mau mengajak lawan dengan sukarela," tuturnya.

Kompas TV Jakarta akan punya gubernur baru, meskipun keputusan ini belum diresmikan KPU DKI Jakarta.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Projo Ungkap Kemungkinan Jokowi Akan Gabung Parpol Lain Setelah Tak Dianggap PDI-P

Projo Ungkap Kemungkinan Jokowi Akan Gabung Parpol Lain Setelah Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Jokowi Makan Mie Gacoan di NTB, Pesan Mi Level 0

Jokowi Makan Mie Gacoan di NTB, Pesan Mi Level 0

Nasional
Kaum Intelektual Dinilai Tak Punya Keberanian, Justru Jadi Penyokong Kekuasaan Tirani

Kaum Intelektual Dinilai Tak Punya Keberanian, Justru Jadi Penyokong Kekuasaan Tirani

Nasional
[POPULER NASIONAL] Para Sesepuh Kopassus Bertemu | Prabowo Ingin Libatkan Megawati Susun Kabinet

[POPULER NASIONAL] Para Sesepuh Kopassus Bertemu | Prabowo Ingin Libatkan Megawati Susun Kabinet

Nasional
Rute Transjakarta 9F Rusun Tambora - Pluit

Rute Transjakarta 9F Rusun Tambora - Pluit

Nasional
Tanggal 4 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 4 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 3 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 3 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sidang Perdana Hakim Agung Gazalba Saleh di Kasus Gratifikasi dan TPPU Digelar 6 Mei 2024

Sidang Perdana Hakim Agung Gazalba Saleh di Kasus Gratifikasi dan TPPU Digelar 6 Mei 2024

Nasional
Respons MA soal Pimpinan yang Dilaporkan ke KY karena Diduga Ditraktir Makan Pengacara

Respons MA soal Pimpinan yang Dilaporkan ke KY karena Diduga Ditraktir Makan Pengacara

Nasional
KY Verifikasi Laporan Dugaan Pelanggaran Etik Pimpinan MA, Dilaporkan Ditraktir Makan Pengacara

KY Verifikasi Laporan Dugaan Pelanggaran Etik Pimpinan MA, Dilaporkan Ditraktir Makan Pengacara

Nasional
Terbaik di Jatim, KPK Nilai Pencegahan Korupsi dan Integritas Pemkot Surabaya di Atas Rata-rata Nasional

Terbaik di Jatim, KPK Nilai Pencegahan Korupsi dan Integritas Pemkot Surabaya di Atas Rata-rata Nasional

BrandzView
Saksi Sebut SYL Bayar Biduan Rp 100 Juta Pakai Duit Kementan

Saksi Sebut SYL Bayar Biduan Rp 100 Juta Pakai Duit Kementan

Nasional
Dukung Pemasyarakatan Warga Binaan Lapas, Dompet Dhuafa Terima Penghargaan dari Kemenkumham

Dukung Pemasyarakatan Warga Binaan Lapas, Dompet Dhuafa Terima Penghargaan dari Kemenkumham

Nasional
Menginspirasi, Local Hero Pertamina Group Sabet 8 Penghargaan dari Kementerian LHK

Menginspirasi, Local Hero Pertamina Group Sabet 8 Penghargaan dari Kementerian LHK

Nasional
Prabowo Terima Menhan Malaysia, Jalin Kerja Sama Industri Pertahanan dan Pertukaran Siswa

Prabowo Terima Menhan Malaysia, Jalin Kerja Sama Industri Pertahanan dan Pertukaran Siswa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com