Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Diharapkan Punya Asuransi Bencana

Kompas.com - 29/12/2016, 20:24 WIB
Rakhmat Nur Hakim

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebagai negeri rawan bencana, Indonesia diharapkan memiliki asuransi bencana. Asuransi ini sudah dipraktekan di sejumlah negara yang rentan mengalami bencana.

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas Badan Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho menyatakan, sebenarnya sejak tahun 2012 gagasan tersebut sudah dibahas bersama antara BNPB, Komisi VIII DPR, dan Kementerian keuangan.

"Bentuknya premi dibayar oleh Kementerian Keuangan kepada konsorsium asuransi yang ditunjuk negara, bisa swasta bisa BUMN (Badan Usaha Milik Negara)," kata Sutopo saat ditemui di Gedung BNPB, Jakarta, Kamis (29/12/2016).

Namun pembahasan belum dilanjutkan karena belum ada payung hukum yang jadi dasar pengadaan asuransi tersebut.

 

(Baca: BNPB Berharap Bencana Menjadi Fokus Utama Pemerintah pada 2017)

Sutopo menyatakan, asuransi bencana tersebut dikhususkan untuk biaya stimulus untuk membangun kembali rumah yang hancur karena bencana.

Misalnya, jika rumah hancur total maka negara memberi uang stimulus sebesar Rp 30 juta. Jika rumah rusak berat maka diberi uang sebesar Rp 20 juta. Dan jika rumah rusak ringan diberi uang sebesar Rp 10 juta.

Ia menambahkan, banyak keuntungan yang didapat jika Indonesia memiliki program asuransi bencana.

Pendataan rumah rusak tak perlu memakan waktu lama karena telah terdata. Dan penyaluran uangnya juga akan lebih cepat.

"Di negara lain seperti Jepang dan Kanada sudah punya. Kita belum punya karena memang belum ada payung hukumnya, padahal manfaatnya banyak sekali kalau kita punya," lanjut Sutopo.

Kompas TV Jembatan Putus, Warga Terpaksa Gunakan Rakit
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Akan Mundur dari PBB, Yusril Disebut Bakal Terlibat Pemerintahan Prabowo

Akan Mundur dari PBB, Yusril Disebut Bakal Terlibat Pemerintahan Prabowo

Nasional
Yusril Bakal Mundur dari Ketum PBB demi Regenerasi

Yusril Bakal Mundur dari Ketum PBB demi Regenerasi

Nasional
Hendak Mundur dari Ketum PBB, Yusril Disebut Ingin Ada di Luar Partai

Hendak Mundur dari Ketum PBB, Yusril Disebut Ingin Ada di Luar Partai

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anies Dikritik karena Ingin Rehat | Revisi UU Kementerian Negara Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

[POPULER NASIONAL] Anies Dikritik karena Ingin Rehat | Revisi UU Kementerian Negara Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Nasional
Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Nasional
Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Nasional
Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri 'Drone AI' Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri "Drone AI" Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Nasional
Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Nasional
Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Nasional
Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Nasional
Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Nasional
15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, 'Prof Drone UI' Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, "Prof Drone UI" Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

Nasional
Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan 'Hardware'

Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan "Hardware"

Nasional
Indonesia Harus Kembangkan 'Drone AI' Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Indonesia Harus Kembangkan "Drone AI" Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com