JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas Badan Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho berharap, pada 2017 bencana alam menjadi salah satu fokus dan prioritas pemerintah.
Sutopo mengatakan, secara geografis Indonesia berada di titik rawan bencana karena menjadi pertemuan tiga lempeng besar dunia, yakni Lempeng Australia, Eurasia, dan Pasifik.
"Dan perlu disadari, ada keterkaitan kuat antara bencana dan pembangunan. Karena bencana mampu menghancurkan infrastruktur yang sudah dibangun. Padahal dari infstruktur itu diharapan mampu menggenjot perekonomian," kata Sutopo saat ditemui di Gedung BNPB, Kamis (29/12/2016).
(Baca: BNPB Sebut Bencana pada 2016 Meningkat Drastis Dibanding 2015)
Ia mencontohkan, pada 2015, total kerugian akibat bencana mencapai Rp 241 triliun. Jumlah tersebut belum termasuk biaya perbaikan infrastruktur yang rusak.
Sementara untuk 2016, Sutopo menyatakan total kerugian akibat bencana masih dihitung. Terlebih, Sutopo mengungkapkan, yang kerap menjadi korban ialah masyarakat miskin yang cenderung bermukim di daerah rawan bencana.
Mereka, kata Sutopo, akhirnya menjadi lebih sulit keluar dari jurang kemiskinan karena rumah dan aset produksi yang dimilikinya rusak.
"Ini yang saya kira harus jadi perhatian juga. Saya berharap persoalan bencana ini menjadi main stream juga sehingga kita mampu menghadapinya dan tak mengganggu proses pembangunan kita," lanjut Sutopo.