Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Parpol Diminta Benahi Perekrutan Caleg

Kompas.com - 19/11/2016, 14:10 WIB
Rakhmat Nur Hakim

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Penerapan sistem proporsional tertutup dalam pemilu belum tentu memunculkan calon anggota legislatif berkualitas dan memahami ideologi partainya.

Hal ini menjadi salah satu sorotan dalam proses perubahan undang-undang tentang pemilu.

Salah satu poin krusial dalam rancangan undang-undang tersebut adalah perubahan sistem proporsional terbuka menjadi tertutup.

Partai politik (parpol) menilai perubahan tersebut menguntungkan karena parpol dapat menempatkan anggota legislatif yang memahami ideologi dan kepentingan partai.

Meski demikian, peneliti Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Heroik Pratama menilai bahwa tidak ada jaminan calon legislator bisa seturut dengan kepentingan parpol.

Seorang calon anggota legislatif bisa dipilih oleh parpol tidak berdasarkan kualitas dan pemahaman ideologi partai, tetapi berdasarkan kedekatan atau mahar politik.

"Jadi parpol tidak bisa langsung menyimpulkan dengan sistem tertutup mereka bisa memiliki anggota legislatif yang pasti berkualitas," ujar Heroik di Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (19/11/2016).

Begitu pula jika UU Pemilu tetap mempertahankan sistem proporsional terbuka, di mana pemilik hak suara dapat memilih langsung wakil rakyat yang diinginkannya.

Menurut Heroik, belum tentu sistem itu menghasilkan anggota legislatif dengan kualitas rendah karena pemilih tidak mengetahui kualitas calon.

"Kalau partai merasa sistem proporsional terbuka nenghasilkan anggota legislatif yang kualitasnya rendah dan sulit dikontrol, ya yang salah tetap parpolnya. Kenapa dari awal parpol mengizinkan orang tersebut menjadi calon anggota legislatif," ucap Heroik.

Hal serupa diutarakan oleh pengamat politik, Alfan Alfian. Ia berharap parpol segera membenahi sistem perekrutan calon anggota legislatif pada Pemilu 2019.

Menurut Alfian, parpol harus segera merumuskan mekanisme perekrutan calon anggota parlemen secara transparan dan didasari oleh kemampuan dan integritas.

Alfan mengatakan, ada berbagai cara yang bisa dilakukan parpol, yakni dengan melakukan konvensi terbuka untuk memilih calon anggota legislatif.

Bisa pula dengan menggunakan metode musyawarah-mufakat yang prosesnya dibuka kepada publik.

"Lebih-lebih kalau nantinya menggunakan sistem proporsional tertutup. Agar tak seperti membeli kucing dalam karung, parpol harus mampu meyakinkan publik dengan rekrutmen calon yang transparan dan berkualitas," kata Alfian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Nasional
Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Nasional
Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Nasional
Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Nasional
Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Nasional
Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Nasional
Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Nasional
Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Nasional
Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Nasional
Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Nasional
KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

Nasional
Digelar di Bali Selama 8 Hari, Ini Rangkaian Kegiatan World Water Forum 2024

Digelar di Bali Selama 8 Hari, Ini Rangkaian Kegiatan World Water Forum 2024

Nasional
Golkar Resmi Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Golkar Resmi Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Nasional
Fahira Idris: Jika Ingin Indonesia Jadi Negara Maju, Kuatkan Industri Buku

Fahira Idris: Jika Ingin Indonesia Jadi Negara Maju, Kuatkan Industri Buku

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com