JAKARTA, KOMPAS - Ketua Majelis Ulama Indonesia Maruf Amin meminta kepada masyarakat Jakarta tidak mudah terprovokasi dengan isu-isu negatif yang bisa memecah persatuan, menjelang Pilkada DKI Jakarta 2017.
"Kita sepakat kondisi Jakarta harus dijaga supaya tetap kondusif, artinya tidak ada konflik-konflik di lapangan. Masalah isu negatif kita salurkan dan proses melalui jalur hukum," kata Maruf di Jakarta, Minggu.
Dia menjelaskan, masyarakat jangan mudah terpengaruh dengan isu suku, ras dan agama (SARA) dan disebarkan pihak yang tidak bertanggung jawab.
Menurut dia, masyarakat juga tidak boleh mengambil langkah-langkah sendiri yang berpotensi destruktif dan tindakan anarkistis atau berbahaya.
"Jangan ambil langkah sendiri, serahkan saja kepada pemerintah dan Polri supaya ditangani secara hukum," ujarnya.
(Baca: Agus Yudhoyono: Ahok Harusnya Sensitif jika Berbicara soal Agama)
Maruf mengatakan, kondisi yang panas bisa dimanfaatkan provokator. Masyarakat harus menjaga kondusufitas
Menurut dia, saat ini MUI belum mengeluarkan pendapat mengenai dugaan penistaan Al-Quran oleh Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama yang viral di media sosial.
"Kita tidak akan keluarkan fatwa tapi mengeluarkan pendapat, nanti MUI setelah mendapat masukan-masukan dan mendengarkan langsung utuh rekaman video itu," katanya.
Dia mengatakan, MUI belum menggelar rapat serta belum mendengarkan secara utuh rekaman video tersebut.
(Baca: Agus Harap Polisi Segera Respons Aduan Terkait Pidato Ahok)
"Nanti MUI akan membuat pendapat kemudian disampaikan kepada Kapolri Jenderal Tito Karnavian untuk ditindaklanjuti," katanya.
Menurut dia, tidak boleh ada tindakan-tindakan anarkistis, mengganggu situasi yang kondusif di Jakarta.