Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Elektabilitas Risma-Sandiaga Lampaui Ahok-Heru, Apa Komentar PDI-P?

Kompas.com - 16/09/2016, 13:18 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua DPP PDI Perjuangan Hendrawan Supratikno merespons hasil survei Poltracking Indonesia yang menyebutkan jika Tri Rismaharini dipasangkan dengan Sandiaga Uno pada Pilkada DKI Jakarta 2017, maka elektabilitasnya akan mengalahkan petahana Basuki Tjahaja Purnama jika dipasangkan dengan Heru Budi Hartono.

Hendrawan mengatakan, survei itu seharusnya tak hanya menjajaki elektabilitas Risma jika diduetkan dengan Sandiaga.

"Tadinya kami pikir dibuat yang lain lagi. Misalnya Ganjar Pranowo dengan Anies Baswedan. Biem Benyamin atau Boy Sadikin," kata Hendrawan, saat dihubungi, Jumat (16/9/2016).

PDI-P menyambut baik hasil survei tersebut. Namun, Hendrawan mengingatkan, agar lembaga survei tak menggunakan hasil surveinya untuk memengaruhi parpol.

"Biar lah parpol memutuskan sesuai jati diri dan keyakinannya," kata Anggota Komisi XI tersebut.

(Baca: Survei Poltracking: Risma Bakal Jadi Lawan Berat Ahok)

Saat ditanya kapan PDI-P akan mengumumkan pasangan yang akan diusungnya dalam Pilkada DKI, ia memastikan sesuai jadwal yang ditetapkan Komisi Pemilihan Umum.

"KPU pendaftarannya tanggal 23. Berarti kami harus mengikuti schedule," ujar Hendrawan.

Sebelumnya, Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia Hanta Yudha memaparkan, elektabilitas calon petahana menunjukkan angka 40,77 persen.

Sementara itu, untuk Risma, hanya 13,85 persen.

Dalam survei itu, Poltracking membuat simulasi pasangan calon kepala daerah yang akan maju pada Pilkada DKI.

Ketika Ahok berpasangan dengan Djarot Syaiful Hidayat, elektabilitasnya lebih tinggi dibandingkan Yusril Ihza Mahendra-Sandiaga Uno.

Persentase perbandingan menunjukkan angka 44,62 persen berbanding 35,38 persen.

(Baca: Survei Poltracking: Elektabilitas Ahok-Heru Bakal Keok Lawan Risma-Sandiaga)

Demikian pula saat Ahok-Djarot disimulasikan melawan Sandiaga-Saefullah; Ahok-Djarot meraih dukungan 41,54 persen, sedangkan Sandiaga-Saefullah hanya meraih 27,18 persen.

Namun, ketika Ahok dipasangkan dengan Heru Budi Hartono dan kemudian disimulasikan melawan Risma-Sandiaga, sepasang calon petahana itu harus siap mengakui kekalahan.

Elektabilitas mereka tertahan di 36,92 persen, sementara pesaingnya unggul di 38,21 persen.

“Ini berarti, jika sosok Risma maju, maka ia akan menjadi lawan berat bagi petahana,” ujar Hanta.

Kompas TV Soal Pilgub, Djarot: PDIP Beri yang Terbaik bagi Jakarta
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Megawati Cermati 'Presidential Club' yang Digagas Prabowo

Megawati Cermati "Presidential Club" yang Digagas Prabowo

Nasional
Anwar Usman Dilaporkan ke MKMK, Diduga Sewa Pengacara Sengketa Pileg untuk Lawan MK di PTUN

Anwar Usman Dilaporkan ke MKMK, Diduga Sewa Pengacara Sengketa Pileg untuk Lawan MK di PTUN

Nasional
Pascaerupsi Gunung Ruang, BPPSDM KP Lakukan “Trauma Healing” bagi Warga Terdampak

Pascaerupsi Gunung Ruang, BPPSDM KP Lakukan “Trauma Healing” bagi Warga Terdampak

Nasional
Momen Jokowi Bersimpuh Sambil Makan Pisang Saat Kunjungi Pasar di Sultra

Momen Jokowi Bersimpuh Sambil Makan Pisang Saat Kunjungi Pasar di Sultra

Nasional
Jokowi Jelaskan Alasan RI Masih Impor Beras dari Sejumlah Negara

Jokowi Jelaskan Alasan RI Masih Impor Beras dari Sejumlah Negara

Nasional
Kecelakaan Bus di Subang, Kompolnas Sebut PO Bus Bisa Kena Sanksi jika Terbukti Lakukan Kesalahan

Kecelakaan Bus di Subang, Kompolnas Sebut PO Bus Bisa Kena Sanksi jika Terbukti Lakukan Kesalahan

Nasional
Jokowi Klaim Kenaikan Harga Beras RI Lebih Rendah dari Negara Lain

Jokowi Klaim Kenaikan Harga Beras RI Lebih Rendah dari Negara Lain

Nasional
Layani Jemaah Haji, KKHI Madinah Siapkan UGD dan 10 Ambulans

Layani Jemaah Haji, KKHI Madinah Siapkan UGD dan 10 Ambulans

Nasional
Saksi Sebut Kumpulkan Uang Rp 600 juta dari Sisa Anggaran Rapat untuk SYL Kunjungan ke Brasil

Saksi Sebut Kumpulkan Uang Rp 600 juta dari Sisa Anggaran Rapat untuk SYL Kunjungan ke Brasil

Nasional
Soal Posisi Jampidum Baru, Kejagung: Sudah Ditunjuk Pelaksana Tugas

Soal Posisi Jampidum Baru, Kejagung: Sudah Ditunjuk Pelaksana Tugas

Nasional
KPK Diusulkan Tidak Rekrut Penyidik dari Instansi Lain, Kejagung Tak Masalah

KPK Diusulkan Tidak Rekrut Penyidik dari Instansi Lain, Kejagung Tak Masalah

Nasional
Jokowi Tekankan Pentingnya Alat Kesehatan Modern di RS dan Puskesmas

Jokowi Tekankan Pentingnya Alat Kesehatan Modern di RS dan Puskesmas

Nasional
100.000-an Jemaah Umrah Belum Kembali, Beberapa Diduga Akan Berhaji Tanpa Visa Resmi

100.000-an Jemaah Umrah Belum Kembali, Beberapa Diduga Akan Berhaji Tanpa Visa Resmi

Nasional
KPU Bantah Lebih dari 16.000 Suara PPP Hilang di Sumut

KPU Bantah Lebih dari 16.000 Suara PPP Hilang di Sumut

Nasional
Tata Kelola Makan Siang Gratis

Tata Kelola Makan Siang Gratis

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com