Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komisi I DPR Sayangkan Operasi Militer Filipina Tak Dikoordinasikan dengan RI

Kompas.com - 24/08/2016, 17:40 WIB
Dimas Jarot Bayu

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Komisi I DPR RI Hanafi Rais menyayangkan militer Filipina yang tak berkoordinasi sebelum menggempur wilayah Abu Sayyaf. 

Padahal sejumlah WNI masih disandera kelompok militan itu. 

Menurut Hanafi, operasi militer tanpa koordinasi itu membuat risiko pembebasan WNI semakin tinggi.

Kelompok Abu Sayyaf tentu akan meningkatkan kesiagaan pasca-kaburnya dua sandera WNI tersebut.

(Baca: Menhan: Militer Filipina Lumpuhkan Separuh Kekuatan Kelompok Abu Sayyaf)

"Sebenarnya kalau (Filipina) melakukan operasi militer itu, sanderanya harus bebas dulu, kecuali kalau memang Indonesia ini pemerintahnya sudah punya toleransi bahwa nanti risiko sandera mati itu mereka siap," ujar Hanafi di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (24/8/2016).

Hanafi menjelaskan pendekatan militer terhadap kelompok Abu Sayyaf yang dilakukan oleh Filipina seharusnya dikoordinasikan lebih dahulu dengan Indonesia.

Hal ini dimaksudkan agar sandera WNI terlebih dahulu diselamatkan sebelum serangan militer Filipina dilakukan.

"Indonesia punya kedekatan dengan Filipina, bahkan kita ini juga sudah menyekolahkan 30 siswa keluarga Abu Sayyaf di Aceh. Itu juga harusnya taken into account oleh pemerintah Filipina, sehingga sandera kita bebas dulu baru silakan mau joint military operation atau sendirian menghabisi Abu Sayyaf," lanjut Hanafi.

Sebelumnya Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengatakan bebasnya dua orang sandera, Mohammad Sofyan dan Ismail adalah kerja dari Pemerintah Filipina yang mempunyai komitmen membebaskan sandera.

Menurutnya, dua WNI berhasil lolos saat militer Filipina melakukan pengepungan.

(Baca: Menhan: Presiden Filipina Bilang kalau Kelompok Abu Sayyaf Tak Menyerah Akan Dihabisi)

Sementara itu Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengatakan bahwa pemerintah tengah menyiapkan proses pemulangan Muhamad Sofyan dan Ismail.

Menurut Retno, Duta Besar RI untuk Filipina di Manila sejak sudah berada di kota Zamboanga untuk bertemu dan memastikan kondisi dua WNI tersebut.

Retno menuturkan, pihak otoritas Filipina dan perwakilan pemerintah Indonesia masih melakukan wawancara terhadap dua WNI.

Hal tersebut dilakukan untuk menggali lebih lanjut mengenai informasi lengkap yang dibutuhkan dalam proses pembebasan sandera yang lain.

"Kedua WNI tersebut berada dalam kondisi sehat dan proses pemulangan sedang dipersiapkan," ujar Retno saat ditemui di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Jumat (19/8/2016).

Kompas TV Abu Sayyaf Aancam Eksekusi Mati Sandera
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Mengintip Kecanggihan Kapal Perang Perancis FREMM Bretagne D655 yang Bersandar di Jakarta

Mengintip Kecanggihan Kapal Perang Perancis FREMM Bretagne D655 yang Bersandar di Jakarta

Nasional
Selain Rakernas, PDI-P Buka Kemungkinan Tetapkan Sikap Politik terhadap Pemerintah Saat Kongres Partai

Selain Rakernas, PDI-P Buka Kemungkinan Tetapkan Sikap Politik terhadap Pemerintah Saat Kongres Partai

Nasional
Korban Dugaan Asusila Sempat Konfrontasi Ketua KPU saat Sidang DKPP

Korban Dugaan Asusila Sempat Konfrontasi Ketua KPU saat Sidang DKPP

Nasional
Covid-19 di Singapura Naik, Imunitas Warga RI Diyakini Kuat

Covid-19 di Singapura Naik, Imunitas Warga RI Diyakini Kuat

Nasional
WWF 2024 Jadi Komitmen dan Aksi Nyata Pertamina Kelola Keberlangsungan Air

WWF 2024 Jadi Komitmen dan Aksi Nyata Pertamina Kelola Keberlangsungan Air

Nasional
Menhub Targetkan Bandara VVIP IKN Beroperasi 1 Agustus 2024

Menhub Targetkan Bandara VVIP IKN Beroperasi 1 Agustus 2024

Nasional
Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Sempat Ditangani Psikolog saat Sidang

Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Sempat Ditangani Psikolog saat Sidang

Nasional
Polri: Kepolisian Thailand Akan Proses TPPU Istri Fredy Pratama

Polri: Kepolisian Thailand Akan Proses TPPU Istri Fredy Pratama

Nasional
Polri dan Kepolisian Thailand Sepakat Buru Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polri dan Kepolisian Thailand Sepakat Buru Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Lewat Ajudannya, SYL Minta Anak Buahnya di Kementan Sediakan Mobil Negara Dipakai Cucunya

Lewat Ajudannya, SYL Minta Anak Buahnya di Kementan Sediakan Mobil Negara Dipakai Cucunya

Nasional
KPK Duga Eks Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin Terima Fasilitas di Rutan Usai Bayar Pungli

KPK Duga Eks Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin Terima Fasilitas di Rutan Usai Bayar Pungli

Nasional
Desta Batal Hadir Sidang Perdana Dugaan Asusila Ketua KPU

Desta Batal Hadir Sidang Perdana Dugaan Asusila Ketua KPU

Nasional
Soal Lonjakan Kasus Covid-19 di Singapura, Kemenkes Sebut Skrining Ketat Tak Dilakukan Sementara Ini

Soal Lonjakan Kasus Covid-19 di Singapura, Kemenkes Sebut Skrining Ketat Tak Dilakukan Sementara Ini

Nasional
DKPP Akan Panggil Sekjen KPU soal Hasyim Asy'ari Pakai Fasilitas Jabatan untuk Goda PPLN

DKPP Akan Panggil Sekjen KPU soal Hasyim Asy'ari Pakai Fasilitas Jabatan untuk Goda PPLN

Nasional
Menhub Usul Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Masuk PSN

Menhub Usul Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Masuk PSN

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com