Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akibat Serangan Kelompok Santoso, Banyak Guru Kabur dari Poso

Kompas.com - 03/06/2016, 20:31 WIB
Kristian Erdianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan menerima laporan mengenai kondisi para guru di Poso, Sulawesi Tengah. Menurut Anies, ia menerima kabar banyak guru yang meninggalkan tempat mengajar untuk menghindari serangan kelompok teroris Santoso.

"Para guru di sana meninggalkan sekolah, saya mendengar laporannya," kata Anies usai rapat bersama Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan, Jumat (3/6/2016).

Anies mengaku baru mendengar kabar itu hari ini. Dia belum menerima laporan mengenai hal itu dari bawahannya.

(Baca: Operasi Tinombala Diperpanjang, Kapolri Sebut Tinggal "Kuat-kuatan" dengan Santoso)

"Saya tidak tahu, baru kali ini diundang (rapat di Kemenko Polhukam)," kata Anies.

Anies mengatakan, dirinya diundang rapat bersama Menko Luhut karena kasus di Poso perlu mendapat perhatian dalam sektor pendidikan.

Hasil rapat sore ini, kata Anies, juga menyebutkan adanya sejumlah titik konsentrasi yang menjadi ruang pendidikan bagi pendukung Santoso.

"Ada pondok (pesantren) di sana yang mendukung Santoso, tapi perlu ditanya ke Kementerian Agama," ujar Anies.

(Baca: Kapolri: Operasi Tinombala sampai Anggota Kelompok Santoso Habis)

Anies pun menegaskan akan menindaklanjuti laporan hasil rapat mengenai kondisi pendidikan di Poso dan akan melakukan verifikasi ke lokasi.

"Saya akan cek lapangan, apakah benar guru meninggalkan sekolah," ujar Anies.

"Ingat guru bukan pegawai Kemendikbud tapi Pemda, atasan dinas kepala daerah," tambah dia.

Penyelesaian holistik

Sementara itu, Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan bahwa saat ini pemerintah tengah mengupayakan penyelesaian persoalan ancaman terorisme di Poso, Sulawesi Tengah secara menyeluruh.

Upaya penyelesaian kasus Poso itu tidak hanya fokus pada penanganan kelompok jaringan teroris yang dipimpin oleh Santoso, tetapi juga masalah pendidikan, kesehatan dan dana desa.

"Tadi sore kami sudah evaluasi semua, progresnya sangat baik, dan kami mendekati penyelesaian masalah Poso ini secara holistik. Tidak hanya bicara operasi pemberantasan kelompok Santoso, tetapi juga masalah pendidikan, kesehatan, dan dana desa," ujar Luhut.

Dia juga menuturkan, saat ini operasi Tinombala masih terus dilakukan dan kekuatan kelompok Santoso pun sudah banyak berkurang. Tidak lama lagi, kata Luhut, pemerintah sudah bisa menyelesaikan operasi penangkapan kelompok teroris Santoso.

Sementara itu, ulah kelompok jaringan teroris Santoso ternyata juga menimbulkan permasalahan baru di bidang pendidikan.

 

Kompas TV 130 Brimob Latihan Operasi Tinombala

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Helikopter Presiden Iran Ebrahim Raisi Jatuh, Pemerintah RI Ucapkan Keprihatian

Helikopter Presiden Iran Ebrahim Raisi Jatuh, Pemerintah RI Ucapkan Keprihatian

Nasional
Mulai Safari Kebangsaan, Tiga Pimpinan MPR Temui Try Sutrisno

Mulai Safari Kebangsaan, Tiga Pimpinan MPR Temui Try Sutrisno

Nasional
Memulihkan Demokrasi yang Sakit

Memulihkan Demokrasi yang Sakit

Nasional
Jokowi Wanti-wanti Kekurangan Air Perlambat Pertumbuhan Ekonomi hingga 6 Persen

Jokowi Wanti-wanti Kekurangan Air Perlambat Pertumbuhan Ekonomi hingga 6 Persen

Nasional
Keberhasilan Pertamina Kelola Blok Migas Raksasa, Simbol Kebangkitan untuk Kedaulatan Energi Nasional

Keberhasilan Pertamina Kelola Blok Migas Raksasa, Simbol Kebangkitan untuk Kedaulatan Energi Nasional

Nasional
Momen Jokowi Sambut para Pemimpin Delegasi di KTT World Water Forum

Momen Jokowi Sambut para Pemimpin Delegasi di KTT World Water Forum

Nasional
Buka WWF Ke-10 di Bali, Jokowi Singgung 500 Juta Petani Kecil Rentan Kekeringan

Buka WWF Ke-10 di Bali, Jokowi Singgung 500 Juta Petani Kecil Rentan Kekeringan

Nasional
Klarifikasi Harta, KPK Panggil Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta

Klarifikasi Harta, KPK Panggil Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta

Nasional
Kematian Janggal Lettu Eko, Keluarga Surati Panglima TNI hingga Jokowi, Minta Otopsi dan Penyelidikan

Kematian Janggal Lettu Eko, Keluarga Surati Panglima TNI hingga Jokowi, Minta Otopsi dan Penyelidikan

Nasional
Presiden Joko Widodo Perkenalkan Presiden Terpilih Prabowo Subianto di Hadapan Tamu Internasional WWF Ke-10

Presiden Joko Widodo Perkenalkan Presiden Terpilih Prabowo Subianto di Hadapan Tamu Internasional WWF Ke-10

Nasional
Hadiri Makan Malam WWF Ke-10, Puan Disambut Hangat Jokowi sebagai Penyelenggara

Hadiri Makan Malam WWF Ke-10, Puan Disambut Hangat Jokowi sebagai Penyelenggara

Nasional
Harkitnas 2024, Jokowi: Mari Bersama Bangkitkan Nasionalisme

Harkitnas 2024, Jokowi: Mari Bersama Bangkitkan Nasionalisme

Nasional
Revisi UU Penyiaran: Demokrasi di Ujung Tanduk

Revisi UU Penyiaran: Demokrasi di Ujung Tanduk

Nasional
Gugat KPK, Sekjen DPR Protes Penyitaan Tas 'Montblanc' Isi Uang Tunai dan Sepeda 'Yeti'

Gugat KPK, Sekjen DPR Protes Penyitaan Tas "Montblanc" Isi Uang Tunai dan Sepeda "Yeti"

Nasional
Bongkar Dugaan Pemerasan SYL, KPK Hadirkan Dirjen Perkebunan Kementan Jadi Saksi

Bongkar Dugaan Pemerasan SYL, KPK Hadirkan Dirjen Perkebunan Kementan Jadi Saksi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com