Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan di Balik Sulitnya 2.000 Polisi Kejar 22 Anggota Kelompok Santoso

Kompas.com - 25/05/2016, 21:25 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Satgas Tinombala masih melakukan pencarian terhadap 22 orang anggota kelompok Santoso.

Dengan jumlah aparat yang mencapai 2.000 orang, Satgas Tinombala masih kesulitan dalam memburu sisa anggota kelompok Santoso tersebut.

Kapolda Sulawesi Selatan Brigjen Pol Rudy Sufahriadi menyebutkan, kesulitan medan menjadi hal utama yang menghambat pencarian.

Selain itu, jumlah anggota yang diburu pun turut memengaruhi.

"Semakin besar kelompok yang kami cari, maka makin cepat kami dapatkan," kata Rudy di Kompleks Mabes Polri, Jakarta, Rabu (25/5/2016).

"Tetapi, semakin terpecah dan kecil kelompoknya, maka akan semakin sulit mencarinya," lanjut dia.

Rudy menambahkan, kelompok Santoso menggunakan teknik gerilya. Oleh karena itu, pihaknya juga menggunakan teknik gerilya, anti-gerilya, dengan teknik memecah anggota untuk mencari mereka di dalam hutan.

"Seperti yang disampaikan Menko Polhukam, mencari jarum di atas jerami. Tetapi, kita harus cari dan Insya Allah dapat dengan teknik dan taktik yang kita pelajari dan berganti-ganti terus," ujar Rudy.

Ia menambahkan, teknik tersebut terbukti mampu melumpuhkan 15 orang anggota kelompok Santoso sebelumnya.

Meski aparat mencapai 2.000 orang, menurut Rudy, jumlah tersebut terbilang sedikit jika dibandingkan dengan luasnya medan.

"Tetapi, sudah kami coba, kami lakukan terus," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Status Perkawinan Prabowo-Titiek Tertulis 'Pernah', Apa Maknanya?

Status Perkawinan Prabowo-Titiek Tertulis "Pernah", Apa Maknanya?

Nasional
Wamenhan Terima Kunjungan Panglima AU Singapura, Bahas Area Latihan Militer

Wamenhan Terima Kunjungan Panglima AU Singapura, Bahas Area Latihan Militer

Nasional
Pengamat: Anies Ditinggal Semua Partai Pengusungnya, Terancam Tak Punya Jabatan Apapun

Pengamat: Anies Ditinggal Semua Partai Pengusungnya, Terancam Tak Punya Jabatan Apapun

Nasional
Pilkada 2024: Usia Calon Gubernur Minimum 30 Tahun, Bupati/Wali Kota 25 Tahun

Pilkada 2024: Usia Calon Gubernur Minimum 30 Tahun, Bupati/Wali Kota 25 Tahun

Nasional
Menlu Sebut Judi Online Jadi Kejahatan Transnasional, Mengatasinya Perlu Kerja Sama Antarnegara

Menlu Sebut Judi Online Jadi Kejahatan Transnasional, Mengatasinya Perlu Kerja Sama Antarnegara

Nasional
PDI-P Percaya Diri Hadapi Pilkada 2024, Klaim Tak Terdampak Jokowi 'Effect'

PDI-P Percaya Diri Hadapi Pilkada 2024, Klaim Tak Terdampak Jokowi "Effect"

Nasional
Harap Kemelut Nurul Ghufron dan Dewas Segera Selesai, Nawawi: KPK Bisa Fokus pada Kerja Berkualitas

Harap Kemelut Nurul Ghufron dan Dewas Segera Selesai, Nawawi: KPK Bisa Fokus pada Kerja Berkualitas

Nasional
Hasto Ungkap Jokowi Susun Skenario 3 Periode sejak Menang Pilpres 2019

Hasto Ungkap Jokowi Susun Skenario 3 Periode sejak Menang Pilpres 2019

Nasional
Ikut Kabinet atau Oposisi?

Ikut Kabinet atau Oposisi?

Nasional
Gugat KPU ke PTUN, Tim Hukum PDI-P: Uji Kesalahan Prosedur Pemilu

Gugat KPU ke PTUN, Tim Hukum PDI-P: Uji Kesalahan Prosedur Pemilu

Nasional
Said Abdullah Paparkan 2 Agenda PDI-P untuk Tingkatkan Kualitas Demokrasi Elektoral

Said Abdullah Paparkan 2 Agenda PDI-P untuk Tingkatkan Kualitas Demokrasi Elektoral

Nasional
Halalbihalal dan Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin Ditunda Pekan Depan

Halalbihalal dan Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin Ditunda Pekan Depan

Nasional
Hadiri KTT OKI, Menlu Retno Akan Suarakan Dukungan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Hadiri KTT OKI, Menlu Retno Akan Suarakan Dukungan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Nasional
PM Singapura Bakal Kunjungi RI untuk Terakhir Kali Sebelum Lengser

PM Singapura Bakal Kunjungi RI untuk Terakhir Kali Sebelum Lengser

Nasional
Pengamat: Prabowo-Gibran Butuh Minimal 60 Persen Kekuatan Parlemen agar Pemerintah Stabil

Pengamat: Prabowo-Gibran Butuh Minimal 60 Persen Kekuatan Parlemen agar Pemerintah Stabil

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com