Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Adakah "Mafia Peradilan" dan "Budaya Korupsi" di Indonesia?

Kompas.com - 25/05/2016, 15:10 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Istilah "mafia peradilan" kerap muncul saat terungkap kasus korupsi atau fenomena jual-beli perkara di institusi peradilan. 

Namun, pakar hukum pidana dari Universitas Indonesia (UI) Teuku Nasrullah menilai bahwa mafia peradilan harusnya digunakan untuk menyebut fenomena korupsi yang mengakar, terstruktur, dan masif.

Nasrullah mengimbau agar kata "mafia peradilan" tak sembarangan dipergunakan. Sebab, kata "mafia" mengesankan seolah-olah kejahatan di badan peradilan sudah terorganisasi sedemikian rupa dan ada organisasi khusus.

"Seolah ada organisasinya. Padahal tidak ada sebuah organisasi," kata Nasrullah saat dihubungi Kompas.com, Rabu (25/5/2016).

Nasrullah kemudian juga mempermasalahkan istilah "budaya" yang sering menempel pada kata "korupsi", "kolusi", atau nepotisme".

Menurut dia, masyarakat awam boleh saja salah menyebut istilah. Namun, bagi akademisi idealnya kata tersebut tak digunakan karena bisa menimbulkan salah persepsi.

Budaya, lanjut dia, adalah suatu perbuatan yang sudah mendarah daging kemudian diterima sebagai sesuatu yang baik.

"Apakah Indonesia menerima korupsi sebagai sesuatu yang baik? Tidak, kan?" ucapnya.

Ia pun meminta agar semua pihak berhati-hati dalam menggunakan istilah. Jangan sampai istilah yang digunakan salah konteks dan meracuni pikiran rakyat dengan sesuatu yang tidak tepat.

"Meskipun soal korupsi merajalela, iya. Tapi tidak boleh menggunakan istilah-istilah yang keliru, termasuk mafia peradilan," ujar Nasrullah.

Kompas TV Romo Benny: Potong Satu Generasi untuk Benahi Hukum- Satu Meja
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Nasional
Dubes Palestina Sindir Joe Biden yang Bersimpati Dekat Pemilu

Dubes Palestina Sindir Joe Biden yang Bersimpati Dekat Pemilu

Nasional
Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Tak Sejalan dengan Pemerintahan Efisien

Ide Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Tak Sejalan dengan Pemerintahan Efisien

Nasional
Chappy Hakim: Kita Belum Punya Konsep Besar Sistem Pertahanan Indonesia, Gimana Bicara Pengembangan Drone?

Chappy Hakim: Kita Belum Punya Konsep Besar Sistem Pertahanan Indonesia, Gimana Bicara Pengembangan Drone?

Nasional
Dukung Khofifah di Pilgub Jatim, Zulhas: Wakilnya Terserah Beliau

Dukung Khofifah di Pilgub Jatim, Zulhas: Wakilnya Terserah Beliau

Nasional
Polisi Buru 2 Buron Penyelundup 20.000 Ekstasi Bermodus Paket Suku Cadang ke Indonesia

Polisi Buru 2 Buron Penyelundup 20.000 Ekstasi Bermodus Paket Suku Cadang ke Indonesia

Nasional
Tanggapi Prabowo, Ganjar: Jangan Sampai yang di Dalam Malah Ganggu Pemerintahan

Tanggapi Prabowo, Ganjar: Jangan Sampai yang di Dalam Malah Ganggu Pemerintahan

Nasional
Tanggapi Prabowo, PDI-P: Partai Lain Boleh Kok Pasang Gambar Bung Karno

Tanggapi Prabowo, PDI-P: Partai Lain Boleh Kok Pasang Gambar Bung Karno

Nasional
Zulhas: Hubungan Pak Prabowo dan Pak Jokowi Dekat Sekali, Sangat Harmonis...

Zulhas: Hubungan Pak Prabowo dan Pak Jokowi Dekat Sekali, Sangat Harmonis...

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com