Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Munaslub Golkar Langsung "Panas" Saat Bahas Mekanisme Pemilihan

Kompas.com - 16/05/2016, 21:50 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Musyawarah Nasional Luar Biasa Partai Golkar di Nusa Dua, Bali, Senin (16/5/2016) malam, mendadak memanas saat pembahasan mengenai mekanisme pemilihan ketua umum.

Sebagian Dewan Pimpinan Daerah (DPD) meminta pemilihan bakal calon ketua umum Golkar dengan mekanisme terbuka menggunakan surat dukungan.

Namun, sebagian calon lain menolaknya.

Awalnya, Ketua Komite Pemilihan Munaslub Rambe Kamarulzaman membacakan draf tata tertib yang sudah disepakati dan disahkan bersama pada rapat paripurna, Minggu (15/5/2016) kemarin.

Dalam pasal 25 ayat (1) diatur bahwa pemilihan dilakukan secara langsung, umum bebas dan rahasia. 

Akan tetapi, sebagian DPD menilai, prinsip rahasia hanya berlaku pada putaran kedua saat pemilihan calon ketua umum.

Sementara, delapan bakal calon ketua umum yang ada saat ini harus melewati penjaringan terlebih dahulu untuk menjadi calon, yakni mendapat 30 persen suara.

"Siapa yang memenuhi syarat 30 persen itu? Itu harus ditentukan melalui surat dukungan," kata perwakilan DPD dari Maluku Utara.

"Mau terbuka atau tertutup silakan. Tapi syarat 30 persen ini harus melalui surat dukungan. Mau terbuka atau tertutup silakan," tambah perwakilan DPD Sumatera Barat.

Ada pula yang tak setuju pemilihan dengan surat dukungan berargumen bahwa prinsip rahasia dipasal 25 ayat (1) tidak bisa ditawar.

"Pasal 25 ayat (1) jelas menyatakan masing-masing unsur peserta yang memiliki hak bersuara hanya dapat mencalonkan langsung bebas rhasia. Tidak ada yang namanya surat dukungan," ujar perwakilan dari Cilegon.

Interupsi hingga saling sorak terjadi antara yang mendukung pemilihan secara tertutup dan menggunakan surat dukungan.

Rambe pun menjelaskan bahwa tatib yang dibuat komite pemilihan sudah jelas mengatur bahwa mekanisme pemilihan tahap pertama atau kedua harus dilakukan secara tertutup di bilik suara berdasarkan prinsip rahasia.

"Kenapa mesti ada lagi surat dukungan melalui formulir? Kami sudah menyiapkan surat dan bilik suara," kata Rambe.

Namun pendukung pemilihan terbuka melalui surat dukungan masih belum menerima sikap Rambe itu.

Hingga berita ini diturunkan, perdebatan masih berlangsung.

Sementara, di tengah hujan interupsi, bakal calon ketua umum nomor urut 1 Ade Komarudin tampak berkeliling ruangan menyalami peserta.

Kompas TV "Voting" Tertutup, Azis: Itu Aturan RT Golkar!
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Kenaikan UKT Dinilai Bisa Buat Visi Indonesia Emas 2045 Gagal Terwujud

Kenaikan UKT Dinilai Bisa Buat Visi Indonesia Emas 2045 Gagal Terwujud

Nasional
Komnas HAM Minta Polda Jabar Lindungi Hak Keluarga Vina Cirebon

Komnas HAM Minta Polda Jabar Lindungi Hak Keluarga Vina Cirebon

Nasional
Komunikasi Intens dengan Nasdem, Sudirman Said Nyatakan Siap Jadi Cagub DKI

Komunikasi Intens dengan Nasdem, Sudirman Said Nyatakan Siap Jadi Cagub DKI

Nasional
Megawati Minta Api Abadi Mrapen Ditaruh di Sekolah Partai, Sekjen PDI-P Ungkap Alasannya

Megawati Minta Api Abadi Mrapen Ditaruh di Sekolah Partai, Sekjen PDI-P Ungkap Alasannya

Nasional
Pembayaran Dana Kompensasi 2023 Tuntas, Pertamina Apresiasi Dukungan Pemerintah

Pembayaran Dana Kompensasi 2023 Tuntas, Pertamina Apresiasi Dukungan Pemerintah

Nasional
Hari Ke-12 Penerbangan Haji Indonesia, 72.481 Jemaah Tiba di Arab Saudi, 8 Wafat

Hari Ke-12 Penerbangan Haji Indonesia, 72.481 Jemaah Tiba di Arab Saudi, 8 Wafat

Nasional
Sahroni Ungkap Anak SYL Indira Chunda Tak Pernah Aktif di DPR

Sahroni Ungkap Anak SYL Indira Chunda Tak Pernah Aktif di DPR

Nasional
Kemenag Imbau Jemaah Haji Indonesia Pakai Jasa Pendorong Kursi Roda Resmi di Masjidil Haram

Kemenag Imbau Jemaah Haji Indonesia Pakai Jasa Pendorong Kursi Roda Resmi di Masjidil Haram

Nasional
Mahasiswa Kritik Kenaikan UKT: Persempit Kesempatan Rakyat Bersekolah hingga Perguruan Tinggi

Mahasiswa Kritik Kenaikan UKT: Persempit Kesempatan Rakyat Bersekolah hingga Perguruan Tinggi

Nasional
Tak Ada Jalan Pintas, Hasto: Politik Harus Belajar dari Olahraga

Tak Ada Jalan Pintas, Hasto: Politik Harus Belajar dari Olahraga

Nasional
Megawati hingga Puan Bakal Pidato Politik di Hari Pertama Rakernas PDI-P

Megawati hingga Puan Bakal Pidato Politik di Hari Pertama Rakernas PDI-P

Nasional
Kunjungi Lokasi Bencana Banjir Bandang di Agam, Zulhas Temui Pengungsi dan Berikan Sejumlah Bantuan

Kunjungi Lokasi Bencana Banjir Bandang di Agam, Zulhas Temui Pengungsi dan Berikan Sejumlah Bantuan

Nasional
Diterima Hasto, Pawai Obor Api Abadi dari Mrapen sampai di Jakarta Jelang Rakernas PDI-P

Diterima Hasto, Pawai Obor Api Abadi dari Mrapen sampai di Jakarta Jelang Rakernas PDI-P

Nasional
Sahroni Pastikan Hadiri Sidang SYL untuk Diperiksa Sebagai Saksi

Sahroni Pastikan Hadiri Sidang SYL untuk Diperiksa Sebagai Saksi

Nasional
LPSK Sebut Masih Telaah Permohonan Perlindungan Saksi Fakta Kasus Pembunuhan Vina Cirebon

LPSK Sebut Masih Telaah Permohonan Perlindungan Saksi Fakta Kasus Pembunuhan Vina Cirebon

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com