Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bamsoet: Sebaiknya Panitia Jual Tiket Munaslub Golkar

Kompas.com - 14/04/2016, 10:43 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Bambang Soesatyo anggota tim sukses calon ketua umum Partai Golkar Ade Komarudin menilai, munculnya wacana sumbangan wajib bagi setiap calon ketua umum dalam musyawarah nasional luar biasa Partai Golkar merupakan suatu kemunduran.

"Ini pertama kali terjadi dalam sejarah berdirinya Golkar," kata Bambang dalam pesan singkatnya, Kamis (14/4/2016).

Menurut dia, jika ada sumbangan wajib seperti itu, sebaiknya penyelenggara Munaslub bukanlah panitia, melainkan event organizer. Nantinya, munaslub dapat diselenggarakan bak sebuah pertunjukan konser musik.

"Tiket masuknya dijual bagi yang berminat menjadi peserta. Katakanlah peserta munas adalah yang memiliki suara sebagaimana tercatat di DPP Partai Golkar, yaitu 568 dikali per lembar tiket masuk Rp 50 juta bisa dapat kurang lebih Rp 30 miliar," ujarnya.

Jika berkaca pada penyelenggaraan Munas Bali pada 2014 lalu, lanjut Bambang, maka panitia masih bisa mendapatkan untung.

Sebab, Munas 2014 lalu hanya menghabiskan anggaran sebesar Rp 10 miliar saja. (baca: Setoran Rp 20 Miliar oleh Caketum Golkar Dinilai Lestarikan Politik Transaksional)

Sebelumnya, muncul wacana agar setiap calon ketua umum membayar sumbangan wajib. Angka yang muncul hingga Rp 20 miliar bagi setiap calon.

Namun, hingga kini belum diputuskan berapa sumbangan. (baca: Tiga Opsi Ini Dianggap Jalan Keluar Pembiayaan Munaslub Golkar)

Ketua Organizing Committee Munaslub Golkar Zainuddin Amali mengungkapkan, wacana setoran itu diperuntukkan untuk transport bagi para pengurus daerah.

(baca: Setoran Calon Ketum Golkar Khusus untuk "Transport" Pemilik Suara)

Amali mengatakan, selama ini calon cenderung memberikan uang transport secara masing-masing kepada pengurus Dewan Pimpinan Daerah tingkat I dan II yang hadir dalam Munas.

Akibatnya, pengurus daerah yang mempunyai hak suara tidak bisa memilih ketua umum calon secara objektif.

Kompas TV ini Para Calon Ketua Umum Golkar
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com