Ia penasaran bagaimana Ahok bisa mengetahui soal angka Rp 100 miliar itu. (Baca: Kalau "Nyagub" Lewat Partai, Bisa-bisa Rp 100 Miliar Enggak Cukup)
"Coba tanya Nasdem yang sekarang sudah mengusung dia, jangan-jangan sudah terima Rp 100 miliar dari Ahok," kata Andreas, saat dihubungi, Jumat (11/3/2016).
Andreas memastikan bahwa saat mengusung Ahok bersama Jokowi pada Pilkada DKI 2012 lalu, PDI-P tidak meminta mahar sebesar itu.
PDI-P hanya meminta dana untuk operasional kampanye yang jumlahnya tidak besar.
"Mana mau dia bayar Rp 100 miliar. Kita yang keluarin duit kampanye dari kampung ke kampung," kata Andreas.
Ia juga meminta Ahok untuk tidak asal bicara mengenai mahar politik. Tudingan itu dinilainya bisa berdampak negatif bagi citra parpol, khususnya yang sudah mendukung Ahok saat ini. (Baca: Soal Mahar Politik Rp 100 Miliar, Fadli Zon Minta Ahok Tunjukkan Bukti)
"Kasihan nama baik partai yang sudah ngusung dia. Capek-capek mengusung. Kalau kami enggak ada urusan," ujarnya.
Ahok sebelumnya mengaku tidak mempunyai cukup uang untuk ikut Pilkada DKI 2017 melalui jalur partai politik.
Menurut dia, ikut pilkada melalui jalur parpol membutuhkan banyak uang untuk menggerakkan mesin partai.
Berdasarkan hitungan Ahok, dia harus mengeluarkan uang Rp 100 miliar untuk setiap parpol yang mengusungnya.
"Parpol enggak minta mahar lho, tetapi cuma minta anak ranting dan cabangnya bergerak," kata Ahok di Balai Kota, Kamis (10/3/2016).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.