Dia mengaku lebih memilih mengalihkan dukungannya kepada Setya Novanto, yang juga akan bertarung dalam perebutan kursi ketua umum Golkar di Musyawarah Nasional April mendatang.
"Setelah saya simak-simak, semua calon bagus termasuk saya. Tapi saya lihat dari semua, saya menjatuhkan pilihan saya ke Setya Novanto," kata Roem di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (23/2/2015).
Menurut Roem, Setya Novanto merupakan figur yang cocok untuk memimpin Partai Golkar karena sudah memiliki karir yang panjang di partai berlambang pohon beringin tersebut.
Kesediaan Novanto mundur dari DPR apabila terpilih, juga layak untuk diapresiasi karena dia akan memiliki waktu luang untuk mengurus Partai Golkar.
"Golkar butuh tokoh yang bisa membangun kinerja partai supaya bisa mengembalikan basis basis partai golkar di daerah," kata dia.
Roem pun tak mau mempermasalahkan kasus pemufakatan jahat permintaan saham PT Freeport yang saat ini menyeret nama Novanto di Kejaksaan Agung. Menurut dia, Novanto belum tentu bersalah dalam kasus tersebut.
"Harus dipisahkan antara aspek politik dan hukum, apalagi kan belum terbukti," ucap Roem.
Roem Kono sebelumnya menyatakan akan maju sebagai calon ketua umum Partai Golkar dalam forum Musyawarah Nasional Partai Golkar.
Sebagai ketua umum salah ormas pendiri Golkar, MKGR, Roem merasa tertantang untuk ikut bersaing dengan politisi-politisi lain dalam Munas.
"Saya diminta kader MKGR untuk maju. Karena ini permintaan, kita maju saja dulu bersama-sama," kata Roem di sela-sela perayaan HUT ke-56 MKGR di Senayan, Jakarta, Minggu (7/2/2016).
Menurut Roem, selain dirinya, banyak juga kader MKGR lain yang dijagokan untuk menjadi ketua umum Golkar. Mereka yakni Setya Novanto, Agus Gumiwang Kartasasmita, Idrus Marham, dan Priyo Budi Santoso.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.