Setya Novanto: Saya Mundur dari DPR Jika Terpilih Jadi Ketum Golkar

"Saya pasti akan mundur dari DPR jika terpilih nanti," kata mantan Ketua DPR RI itu, usai menggelar pertemuan dengan kader Partai Golkar Jawa Timur di Surabaya, Senin (22/2/2016).

Bagi dia, menjadi pemimpin partai tidak boleh disibukkan dengan urusan DPR, pimpinan partai harus fokus pada urusan partai.

"Pimpinan partai adalah tugas penting dan tidak boleh diduakan dengan tugas lainnya," ucap Novanto.

(Baca: Ketika Setya Novanto Ingin Jadi Ketua Umum Golkar...)

Salah satu tugas penting yang harus dikerjakan siapapun nanti yang menjadi pimpinan Partai Golkar adalah konsolidasi internal, pasca terjadinya dualisme kepengurusan di tubuh partai berlambang pohon beringin itu.

Konsolidasi dilakukan agar bisa meraih kemenangan di pilkada, pileg, maupun pilpres di 2019 nanti.

"Meskipun kalah, saya akan tetap mendukung pemenang dan mengajak semua kader untuk bersama-sama mendukung ketua baru," tambahnya.

(Baca: DPD Golkar NTT Dukung Novanto Jadi Ketum dengan Satu Syarat)

Sebelum Novanto, Idrus Marham, salah satu calon ketua umum juga sempat menggelar pertemuan dengan kader Partai Golkar Jatim di Surabaya.

Idrus Marham dan Setya Novanto, adalah dua dari beberapa calon yang akan maju menjadi Ketua Umum Partai Golkar, nama lain yang juga muncul antara lain, Priyo Budi Santoso, Ade Komarudin dan Azis Syamsudin, dan Airlangga Hartarto. (K15-11)