Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nasihat Habibie di Tengah Wacana Suksesi Golkar

Kompas.com - 25/01/2016, 05:15 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - "Masa depan bangsa di manapun berada di tangan sumber daya manusia, anak muda."

Pernyataan tersebut diungkapkan presiden ketiga RI, BJ Habibie, pada acara Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Golkar, Sabtu (23/1/2016) kemarin.

Sosok Habibie yang sudah lama tak aktif hadir kembali di antara kisruhnya kondisi partai pohon beringin itu.

Habibie juga ditunjuk menjadi satu dari sejumlah tokoh senior Partai Golkar yang membentuk Tim Transisi, untuk menjembatani rekonsiliasi dua kubu yang berseteru, yakni Agung Laksono dan Aburizal Bakrie. Habibie bertugas sebagai Pelindung Tim Transisi.

Habibie pun turun gunung dengan menghadiri pembukaan Rapimnas. Lewat pidato singkatnya, Habibie seakan "menampar" nafsu kekuasaan dua tokoh perebut tahta partai tersebut.

Ia dengan tegas mengatakan, Golkar harus dinahkodai sosok pemimpin muda.

"Mumpung Anda masih hidup, bukalah pintu, berikan kepada mereka yang usianya antara 40-60 tahun, harus. Kalau bukan Anda, siapa lagi? Oleh karena itu, Anda harus mengembangkan budaya estafet," kata Habibie.

Aburizal pun mengisyaratkan tak kan lagi menggenggam erat tongkat kepemimpinannya. Begitu pun dari kubu Agung.

Keduanya bersedia turun tahta dan tak maju sebagai calon Ketua Umum partai berlambang pohon beringin itu.

Hingga kini, Rapimnas masih terus bergulir. Rencana Aburizal lengser dari jabatan sempat ditahan. Namun, semangat regenerasi di tubuh partai ini terus menguat.

Sejumlah nama tokoh muda partai digadang-gadang menjadi calon kuat pengganti Aburizal.

Dari kubu Aburizal, sebut saja Wakil Ketua MPR RI, Mahyudin. Ia menyatakan siap jika dirinya mesti bertarung dalam bursa calon ketua umum Partai Golkar.

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Tanggal 19 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 19 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 18 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 18 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Di Sidang SYL, Saksi Akui Ada Pembelian Keris Emas Rp 105 Juta Pakai Anggaran Kementan

Di Sidang SYL, Saksi Akui Ada Pembelian Keris Emas Rp 105 Juta Pakai Anggaran Kementan

Nasional
Dede Yusuf Minta Pemerintah Perketat Akses Anak terhadap Gim Daring

Dede Yusuf Minta Pemerintah Perketat Akses Anak terhadap Gim Daring

Nasional
Mesin Pesawat Angkut Jemaah Haji Rusak, Kemenag Minta Garuda Profesional

Mesin Pesawat Angkut Jemaah Haji Rusak, Kemenag Minta Garuda Profesional

Nasional
Anggota Fraksi PKS Tolak Presiden Bebas Tentukan Jumlah Menteri: Nanti Semaunya Urus Negara

Anggota Fraksi PKS Tolak Presiden Bebas Tentukan Jumlah Menteri: Nanti Semaunya Urus Negara

Nasional
Usai Operasi di Laut Merah, Kapal Perang Belanda Tromp F-803 Merapat di Jakarta

Usai Operasi di Laut Merah, Kapal Perang Belanda Tromp F-803 Merapat di Jakarta

Nasional
Kriteria KRIS, Kemenkes: Maksimal 4 Bed Per Ruang Rawat Inap

Kriteria KRIS, Kemenkes: Maksimal 4 Bed Per Ruang Rawat Inap

Nasional
Soroti DPT Pilkada 2024, Bawaslu: Pernah Kejadian Orang Meninggal Bisa Memilih

Soroti DPT Pilkada 2024, Bawaslu: Pernah Kejadian Orang Meninggal Bisa Memilih

Nasional
Direktorat Kementan Siapkan Rp 30 Juta Tiap Bulan untuk Keperluan SYL

Direktorat Kementan Siapkan Rp 30 Juta Tiap Bulan untuk Keperluan SYL

Nasional
Setuju Sistem Pemilu Didesain Ulang, Mendagri: Pilpres dan Pileg Dipisah

Setuju Sistem Pemilu Didesain Ulang, Mendagri: Pilpres dan Pileg Dipisah

Nasional
Menko Airlangga: Kewajiban Sertifikasi Halal Usaha Menengah dan Besar Tetap Berlaku 17 Oktober

Menko Airlangga: Kewajiban Sertifikasi Halal Usaha Menengah dan Besar Tetap Berlaku 17 Oktober

Nasional
Serius Transisi Energi, Pertamina Gandeng KNOC dan ExxonMobil Kembangkan CCS

Serius Transisi Energi, Pertamina Gandeng KNOC dan ExxonMobil Kembangkan CCS

Nasional
Bawaslu Akui Kesulitan Awasi 'Serangan Fajar', Ini Sebabnya

Bawaslu Akui Kesulitan Awasi "Serangan Fajar", Ini Sebabnya

Nasional
Kontras Desak Jokowi dan Komnas HAM Dorong Kejagung Selesaikan Pelanggaran HAM Berat Secara Yudisial

Kontras Desak Jokowi dan Komnas HAM Dorong Kejagung Selesaikan Pelanggaran HAM Berat Secara Yudisial

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com