Menurut Bambang, pimpinan KPK idealnya memiliki latar belakang Polisi dan Jaksa, atas alasan tersebut, Partai Golkar memilih Basaria.
Kemudian, Partai Golkar juga menganggap bidang intelijen penting untuk dikuasai pimpinan KPK.
Dengan demikian, Golkar mengusung Staf ahli Kepala BIN Saut Situmorang sebagai calon ketiga.
Sementara untuk eempat, Partai Golkar mengusung Hakim Ad Hoc Tipikor PN Jakarta Pusat Alexander Marwata untuk menjadi pimpinan KPK.
Selanjutnya, Partai Golkar mendukung mantan aktivis Laode Muhammad Syarif.
"Harapan kita, pilihan Partai Golkar dapat diikuti fraksi lain. Kita ingin pimpinan KPK dari latar belakang beragam, ini menjaga agar KPK tetap kuat," kata Bambang.