Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

JPPR Ungkap Penyebab Tingginya Surat Suara Tidak Sah di Daerah dengan Calon Tunggal

Kompas.com - 10/12/2015, 03:20 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Koordinator Nasional Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR) Masykurudin Hafidz mengaku terkejut karena angka pemilih kolom tidak setuju di Kabupaten Tasikmalaya cukup tinggi.

Kabupaten Tasikmalaya merupakan salah satu daerah yang menggelar pilkada dengan calon tunggal.

Berdasarkan temuan JPPR, angka tertinggi ditemukan di tempat pemungutan suara (TPS) 7, Cipakat, Singaparna.

Jumlah pemilih yang memilih tidak setuju pada TPS itu 228 orang atau 81 persen total daftar pemilih tetap (DPT). (Baca: Calon Tunggal Pilkada Tasikmalaya Dapat 67 Persen Suara)

"Angka yang sangat luar biasa, kemenangan yang tinggi," kata Masykurudin di Jakarta, Rabu (9/12/2015).

"Padahal, kolom tidak setuju ini sebenernya tidak berkampanye, pada saat debat publik juga tidak ada yang mewakili, alat Peraga Kampanye tidak ada, iklan juga tidak ada tapi kita menemukan partisipasi pemilih di TPS dengan pilihan tidak setuju ternyata cukup tinggi," sambung dia.

JPPR juga menemukan sedikitnya 21 TPS di dua daerah dengan calon tunggal, yaitu Kabupaten Tasikmalaya dan Kabupaten Blitar yang jumlah surat suara tidak sahnya lebih dari 5 persen.

Sementara itu, sebanyak 14 TPS memiliki jumlah surat suara tidak sah di atas 10 persen, bahkan ada TPS yang mencapai 20 persen.

Padahal, menurut Hafidz, batas angka wajar surat suara tidak sah dalam satu TPS adalah 5 persen. (Baca: Menang, Calon Tunggal Pilkada Tasikmalaya Sujud Syukur)

"Dari 70 TPS, ternyata surat suara yang tidak sah di atas angka wajar adalah 70 persen. Mayoritas surat suara tidak sah angkanya tinggi," imbuh Masykurudin.

Ia mengatakan, setidaknya ada dua kemungkinan mengapa banyak surat suara tidak sah di daerah calon tunggal.

Pertama, masyarakat belum mendapatkan informasi yang cukup terkait surat suara sah dan tidak sah tersebut.

Kedua, menurut Masykurudin, sebagian dari pemilih tidak percaya terhadap pasangan calon tunggal tetapi enggan memilih kolom tidak setuju karena akan menyebabkan Pilkada daerah tersebut ditunda hingga Februari 2017.

"Bagi masyarakat pemilih ini sangat tidak solutif, tidak ada kepemimpinan yang definitif pada proses Pilkada. Maka mereka memilih jalan tengah yang pada akhirnya mereka mentidaksahkan pilihan itu. Karena mereka tidak punya jalan keluar," ujar Masykurudin.

Oleh karena itu, kata dia, sebaiknya partai politik didorong mengajukan calonnya agar tidak terjadi fenomena calon tunggal. "Lebih baik mencari calon-calon alternatif yang kemungkinan menangnya tinggi," kata Masykurudin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPK Minta Badan Pengawas MA dan KY Periksa Hakim yang Kabulkan Eksepsi Hakim Agung Gazalba Saleh

KPK Minta Badan Pengawas MA dan KY Periksa Hakim yang Kabulkan Eksepsi Hakim Agung Gazalba Saleh

Nasional
Kejagung Dijaga Prajurit Puspom di Tengah Isu Penguntitan, Menko Polhukam: TNI Memang Ada di Sana

Kejagung Dijaga Prajurit Puspom di Tengah Isu Penguntitan, Menko Polhukam: TNI Memang Ada di Sana

Nasional
Addin Jauharuddin Dilantik Jadi Ketum Gerakan Pemuda Ansor 2024-2029

Addin Jauharuddin Dilantik Jadi Ketum Gerakan Pemuda Ansor 2024-2029

Nasional
Komisi III Buka Kans Panggil Kabareskim soal Kasus Vina Cirebon

Komisi III Buka Kans Panggil Kabareskim soal Kasus Vina Cirebon

Nasional
KPK Sebut Putusan Sela yang Bebaskan Gazalba Saleh Ngawur dan Konyol

KPK Sebut Putusan Sela yang Bebaskan Gazalba Saleh Ngawur dan Konyol

Nasional
Saksi Sebut Sekjen Hermawi Taslim Tahu Acara Partai Nasdem Dibiayai Kementan Rp 850 Juta

Saksi Sebut Sekjen Hermawi Taslim Tahu Acara Partai Nasdem Dibiayai Kementan Rp 850 Juta

Nasional
Penampakan Caleg PKS Tersangka Narkoba Tiba di Bareskrim

Penampakan Caleg PKS Tersangka Narkoba Tiba di Bareskrim

Nasional
Ingin Khofifah Gandeng PDI-P di Pilkada Jatim, Said: Alangkah Baiknya Jatim Itu Belah Semangka

Ingin Khofifah Gandeng PDI-P di Pilkada Jatim, Said: Alangkah Baiknya Jatim Itu Belah Semangka

Nasional
Pemilik Burj Khalifa Temui Prabowo, Ingin Bangun Pariwisata Indonesia

Pemilik Burj Khalifa Temui Prabowo, Ingin Bangun Pariwisata Indonesia

Nasional
Dirut BPJS: Dokter Asing Boleh Layani Pasien BPJS Kesehatan, asal...

Dirut BPJS: Dokter Asing Boleh Layani Pasien BPJS Kesehatan, asal...

Nasional
Syukur Aisyah Rumahnya Direnovasi, Tak Lagi Tidur Beralas Tanah dan BAB di Plastik

Syukur Aisyah Rumahnya Direnovasi, Tak Lagi Tidur Beralas Tanah dan BAB di Plastik

Nasional
Ada Dugaan Jampidsus Dikuntit Densus, Menko Polhukam Sebut Hubungan Polri-Kejagung Aman

Ada Dugaan Jampidsus Dikuntit Densus, Menko Polhukam Sebut Hubungan Polri-Kejagung Aman

Nasional
Kementan Danai Acara Partai Nasdem untuk Caleg DPR RI Rp 850 Juta

Kementan Danai Acara Partai Nasdem untuk Caleg DPR RI Rp 850 Juta

Nasional
Jampidsus Dilaporkan Dugaan Korupsi, Ketua KPK: Semua Aduan Ditangani dengan Prosedur Sama

Jampidsus Dilaporkan Dugaan Korupsi, Ketua KPK: Semua Aduan Ditangani dengan Prosedur Sama

Nasional
Kalah di Putusan Sela, KPK Akan Bebaskan Lagi Hakim Agung Gazalba Saleh

Kalah di Putusan Sela, KPK Akan Bebaskan Lagi Hakim Agung Gazalba Saleh

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com