Menurut Masykurudin, pada gelaran pilpres dan pileg 2014, rata-rata praktik politik uang baru sebatas isu yang sulit ditemukan buktinya. (Baca: Kepala Daerah Terpilih Lakukan Politik Uang, Bisa Didiskualifikasi)
"Tetapi pilkada sekarang, di hari H pun banyak pihak yang langsung mendapatkan buktinya, mendapatkan jumlah, ada nilai totalnya bahkan sampai puluhan juta," tutur Masykurudin di Jakarta, Rabu (9/12/2015).
Bahkan, lanjut dia, ada pelaku politik uang yang tertangkap tangan di daerah. Berdasarkan data Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), operasi tangkap tangan dilakukan Panitia Pengawas (Panwas) Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah bersama kepolisian setempat.
Penangkapan ini berkaitan dengan pembagian formulir C6 atau undangan yang disisipi uang Rp 15.000 hingga 20.000. (Baca: Bawaslu Temukan Praktik Politik Uang Sedikitnya di 29 Daerah)
"Itu adalah akibat dari adanya pembiayaan yang dilakukan oleh KPU (Komisi Pemilihan Umum) yang pada akhirnya membuat dana pasangan calon tidak terpakai," ucap Masykurudin.
Ia juga menyoroti kampanye tatap muka yang dinilainya rentan menjadi celah politik uang. "Bertemu antar muka memang baik, tetapi di situ juga ada potensi adanya politik transaksional karena bertmu langsung," ujar dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.