Luhut mengungkapkan, dia sudah melapor kepada Presiden Joko Widodo. Ia mengklaim bahwa Jokowi mengizinkan dia hadir jika MKD memanggil. (Baca: Luhut Mengaku Tak Tahu soal Saham PLTA)
Saat ditanya mengenai keinginan Presiden terhadap pemeriksaan MKD, Luhut menjawab bahwa semua pihak ingin masalah ini segera selesai.
"Semua ingin cepat selesai," ujarnya. (Baca: Isi Rekaman: Yang Sahamnya Itu Juga Maunya Pak Luhut...)
Dalam sejumlah kesempatan, Luhut selalu membantah terlibat dalam usaha mencari keuntungan pribadi dari proses renegosiasi perpanjangan kontrak karya PT Freeport Indonesia. Ia berjanji akan memenuhi pangilan MKD jika dipanggil secara resmi.
Kasus ini dilaporkan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said kepada MKD. (Baca: Luhut Akui Pernah Bertemu Jim Bob Bahas soal Freeport di Indonesia)
Sudirman sudah memberikan keterangan dan memperdengarkan rekaman pembicaraan Ketua DPR Setya Novanto, pengusaha Riza Chalid, dan Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Maroef Sjamsoeddin.
Dalam rekaman tersebut, terungkap sejumlah hal, di antaranya usaha mencari keuntungan dari Freeport, pencatutan nama Presiden dan Wakil Presiden, sampai isu-isu politik nasional. Sebagai pihak yang dilaporkan, Setya Novanto masih berkilah, tidak mengaku salah.
Di dalam rekaman itu pula, nama Luhut disebut sebanyak 66 kali. Luhut digambarkan Setya dan Riza sebagai tokoh kunci untuk mendekati Presiden Jokowi. Luhut juga disebutkan ingin mendapat saham dari pembangunan PLTA Urumuka, Papua.