Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menhan: Di Mata Presiden, Sutiyoso yang Terbaik dari 10 Kandidat Kepala BIN

Kompas.com - 12/06/2015, 18:20 WIB

GARUT, KOMPAS.com — Menteri Pertahanan Jenderal (Purn) Ryamizard Ryacudu mengatakan, ada 10 nama yang dipertimbangkan sebelum Presiden Joko Widodo memilih mantan Pangdam Jaya Letjen (Purn) Sutiyoso sebagai calon kepala Badan Intelijen Negara. Namun, saat Presiden Jokowi memilih Sutiyoso, maka Ryamizard menganggap bahwa pilihan itu yang terbaik.

"Di mata Presiden, itu yang terbaik. Banyak kandidat (kepala BIN), ada 10 nama. Namun, yang menentukan Presiden," kata Ryamizard seusai kuliah umum kepada ratusan mahasiswa di Graha Bela Negara, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Jumat (12/6/2015), seperti dikutip dari Antara.

Ryamizard mengaku mendukung keputusan Jokowi yang memilih Sutiyoso sebagai kepala BIN. "Nanti saya cawe-cawe dikatakan tidak loyal lagi. Saya dukung putusan Presiden," tuturnya.

Selain itu, mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat itu mengimbau agar jangan terlalu cepat mengomentari pencalonan Letjen (Purn) Sutiyoso sebagai kepala BIN. "Lihat dulu, jangan tanggap-tanggapi dulu. Mudah-mudahan bagus," ujarnya.

Ryamizard mengatakan, selama menjadi Gubernur DKI Jakarta, karier Sutiyoso terbilang bagus. Bukan hanya itu, pria yang akrab disapa Bang Yos itu juga memiliki prestasi selama berkiprah di bidang militer. "Bagus, kalau enggak bagus, enggak mungkin jadi bintang tiga," ujarnya.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mempertimbangkan rekam jejak dan kompetensi dalam penunjukan Sutiyoso sebagai kepala BIN. (Baca: Jokowi Pilih Sutiyoso sebagai Calon Kepala BIN, Ini Alasannya)

"Saya juga telah mengajukan pencalonan Sutiyoso sebagai kepala BIN ini, saya juga sudah melalui banyak pertimbangan dan memperhatikan baik rekam jejak maupun kompetensi dari Pak Sutiyoso," kata Presiden Jokowi di kediamannya Jalan Kutai Utara, Sumber, Solo, Rabu (10/6/2015).

Jokowi mengatakan, pertimbangan pengajuan nama Sutiyoso sebagai kepala BIN itu mengingat rekam jejaknya di dunia intelijen dan militer. Sutiyoso dinilai memiliki pengalaman dan kompetensi yang cukup untuk memimpin badan tersebut.

"Terutama di dunia intelijen dan militer, saya berharap DPR RI memberikan pertimbangan atas usulan tersebut," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Nasional
Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Nasional
Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri 'Drone AI' Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri "Drone AI" Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Nasional
Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Nasional
Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Nasional
Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Nasional
Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Nasional
15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, 'Prof Drone UI' Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, "Prof Drone UI" Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

Nasional
Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan 'Hardware'

Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan "Hardware"

Nasional
Indonesia Harus Kembangkan 'Drone AI' Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Indonesia Harus Kembangkan "Drone AI" Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Nasional
Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Nasional
Tingkatkan Kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan ASEAN, Kementerian KP Inisiasi Program Voga

Tingkatkan Kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan ASEAN, Kementerian KP Inisiasi Program Voga

Nasional
9 Eks Komisioner KPK Surati Presiden, Minta Jokowi Tak Pilih Pansel Problematik

9 Eks Komisioner KPK Surati Presiden, Minta Jokowi Tak Pilih Pansel Problematik

Nasional
Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com