Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Panglima Baru TNI Harus Jamin Prajuritnya Profesional

Kompas.com - 12/06/2015, 08:24 WIB
Abba Gabrillin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat militer Mufti Makarim mengatakan, salah satu tugas Panglima TNI ke depan adalah menjaga profesionalitas prajurit dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Panglima TNI tidak hanya dituntut untuk menjalankan pembinaan, tetapi juga memberi sanksi tegas bagi prajurit yang terbukti melanggar hukum.

"Ke depannya tidak boleh lagi ada oknum TNI yang terlibat kasus penimbunan BBM, terlibat dalam kepentingan bisnis, atau perkelahian," ujar Mufti kepada Kompas.com, Kamis (11/6/2015).

Menurut Mufti, persoalan apa pun yang melibatkan oknum TNI tidak dapat dikatakan sebagai masalah kenakalan biasa. Sekecil apa pun permasalahan yang melibatkan TNI dinilainya berpotensi membahayakan masyarakat sipil.

Mufti mengatakan, kunci untuk mengatasi masalah tersebut adalah ketegasan pimpinan TNI untuk memberikan sanksi tegas berupa tindakan penegakan hukum bagi prajurit yang melakukan pelanggaran. Penyelesaian masalah antara TNI dan Polri misalnya tidak dapat diselesaikan hanya melalui pertemuan di tingkat elit saja.

"Jangan dianggap bentrokan aparat itu biasa. Padahal eksesnya harus dilihat, masyarakat mau berlindung ke siapa lagi? Harus ada efek jera, hukuman bagi prajurit harus lebih berat dari warga sipil biasa," kata Mufti.

Masa tugas Panglima TNI Jenderal Moeldoko akan berakhir sebelum ia masuk masa pensiun pada 1 Agustus 2015. Presiden Jokowi telah mengusulkan Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal Gatot Nurmantyo sebagai calon tunggal Panglima TNI kepada pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat.

Mufti mengatakan, profesionalitas prajurit TNI dibutuhkan dalam menghadapi tantangan yang lebih besar untuk mengawal agenda Nawacita Pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla. TNI dapat menjalankan tugasnya dengan sikap profesionalitas dan lebih bertanggung jawab, khususnya dalam menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Akan Mundur dari PBB, Yusril Disebut Bakal Terlibat Pemerintahan Prabowo

Akan Mundur dari PBB, Yusril Disebut Bakal Terlibat Pemerintahan Prabowo

Nasional
Yusril Bakal Mundur dari Ketum PBB demi Regenerasi

Yusril Bakal Mundur dari Ketum PBB demi Regenerasi

Nasional
Hendak Mundur dari Ketum PBB, Yusril Disebut Ingin Ada di Luar Partai

Hendak Mundur dari Ketum PBB, Yusril Disebut Ingin Ada di Luar Partai

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anies Dikritik karena Ingin Rehat | Revisi UU Kementerian Negara Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

[POPULER NASIONAL] Anies Dikritik karena Ingin Rehat | Revisi UU Kementerian Negara Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Nasional
Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Nasional
Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Nasional
Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri 'Drone AI' Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri "Drone AI" Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Nasional
Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Nasional
Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Nasional
Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Nasional
Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Nasional
15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, 'Prof Drone UI' Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, "Prof Drone UI" Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

Nasional
Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan 'Hardware'

Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan "Hardware"

Nasional
Indonesia Harus Kembangkan 'Drone AI' Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Indonesia Harus Kembangkan "Drone AI" Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com