Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sukardi Rinakit Masuk Istana, Jadi Staf Khusus Mensesneg

Kompas.com - 08/04/2015, 13:43 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Satu lagi mantan tim sukses Jokowi-Jusuf Kalla saat pemilihan presiden lalu masuk ke lingkaran istana. Dia adalah pengamat politik, Sukardi Rinakit, yang berperan sebagai penasihat politik bagi Jokowi.

Menteri Sekretaris Negara Pratikno mengatakan, Sukardi akan membantunya sebagai staf khusus. "Jadi stafsus bidang politik dan pers," kata Pratikno di istana kepresidenan, Rabu (8/4/2015).

Pratikno mengatakan bahwa saat ini surat keputusan penunjukan Sukardi sebagai Stafsus Mensesneg sudah disusun. Dengan demikian, Sukardi diharapkan dapat bekerja secepatnya di lingkungan Istana.

Sebagai seorang staf khusus yang membidangi politik dan pers, Sukardi tidak serta-merta akan menjadi juru bicara presiden. Sampai saat ini Presiden Jokowi tidak menunjuk juru bicara meskipun sejumlah pihak menilai untuk menyampaikan pesan Jokowi kepada media massa secara utuh. "Enggak (ditunjuk sebagai juru bicara)," jawab Pratikno singkat.

Dengan bergabungnya Sukardi Rinakit sebagai Staf Khusus Mensesneg, berarti Pratikno memiliki dua orang staf. Satu orang lagi adalah Ary Dwipayana. Adapun pengamat politik, Refy Harun, mengundurkan diri dari posisi sebagai Stafsus Mensesneg karena mendapat tawaran Komisaris Utama PT Jasa Marga.

Dalam pesan singkat yang diterima wartawan beberapa waktu lalu, Sukardi mengatakan bahwa ia lebih memilih menerima sebagai staf khusus dibandingkan menjadi Komisaris Utama Bank Tabungan Negara. Menurut dia, posisi yang ditawarkan Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soewandi itu tidak sesuai dengan bidang keahliannya. Dia mengaku tak memiliki kemampuan di bidang perbankan. Berbeda halnya jika menjadi Stafsus Mensesneg, di mana Sukardi akan bertugas membuat pidato bagi Presiden Jokowi.

Sebelum bergabung dengan Soegeng Sarjadi Syndicate, Sukardi pernah menjadi penulis pidato Menteri Dalam Negeri dan analis politik Menteri Pertahanan. Ia pernah menjadi peneliti Center for Strategic and International Studies (CSIS) Jakarta.

Dari latar belakang pendidikan, Sukardi mengantongi gelar Doktorandus dari FISIP Universitas Indonesia, Magister dari National University of Singapore, dan Doctor of Philosophy (Ph.D) dari Political Science Department National University of Singapore.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Nasional
Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Nasional
Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri 'Drone AI' Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri "Drone AI" Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Nasional
Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Nasional
Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Nasional
Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Nasional
Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Nasional
15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, 'Prof Drone UI' Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, "Prof Drone UI" Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

Nasional
Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan 'Hardware'

Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan "Hardware"

Nasional
Indonesia Harus Kembangkan 'Drone AI' Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Indonesia Harus Kembangkan "Drone AI" Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Nasional
Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Nasional
Tingkatkan Kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan ASEAN, Kementerian KP Inisiasi Program Voga

Tingkatkan Kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan ASEAN, Kementerian KP Inisiasi Program Voga

Nasional
9 Eks Komisioner KPK Surati Presiden, Minta Jokowi Tak Pilih Pansel Problematik

9 Eks Komisioner KPK Surati Presiden, Minta Jokowi Tak Pilih Pansel Problematik

Nasional
Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

Nasional
Bea Cukai: Pemerintah Sepakati Perubahan Kebijakan dan Pengaturan Barang Impor

Bea Cukai: Pemerintah Sepakati Perubahan Kebijakan dan Pengaturan Barang Impor

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com