Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menkumham: KPK Harusnya "Gentle", Jangan Tembak dari Belakang soal Remisi

Kompas.com - 16/03/2015, 16:54 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Hukum dan HAM Yasonna H Laoly memprotes sikap Komisi Pemberantasan Korupsi yang tak mau berdialog soal wacana pemberian remisi untuk terpidana kasus korupsi. KPK, sebut dia, justru menggerakkan media sosial untuk mendukung penolakan wacana itu.

"Kami sepakati dululah jangan kita undang main belakang. Gue ditembakin dari belakang, jangan gitu dong, gentleman, kita duduk bersama," kata Yasonna di Istana Kepresidenan, Senin (16/3/2015).

Yasonna pun menjelaskan argumentasinya bahwa terpidana kasus korupsi perlu diberi remisi. Menurut dia, setiap narapidana memiliki hak yang sama mendapat keringanan hukuman apabila sudah tobat.

Sementara itu, dalam Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2012 tentang pengetatan remisi untuk kasus pidana luar biasa, pemberian remisi untuk kasus korupsi, narkoba, dan terorisme bergantung pada penegak hukum.

Untuk kasus korupsi, bergantung pada penilaian KPK. Yasonna mengungkapkan, di dalam banyak kasus, terpidana korupsi selalu ditolak pengajuan revisinya oleh KPK, padahal menurut kementerian orang itu sudah memperbaiki diri.

Yasonna membandingkan dengan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) yang masih melihat proses pembinaan seorang terpidana terorisme selama di tahanan.

"Bagaimana coba ending-nya di sana. Sudah harta disita, denda juga. Ya memang dari segi KPK ya bertujuan nuntut-nuntut. Tapi, kalau di sini (Kemenkumham) beda, untuk membina," papar Yasonna.

Maka dari itu, Yasonna meminta agar KPK memenuhi undangan pihaknya untuk mengkaji PP 99/2012 itu. Surat undangan untuk diskusi, kata dia, sudah disampaikan ke KPK.

"Bahwa kita sepakat, mari duduk. Jangan bikin medsos lain segala macam. Yang fair dong!" ujar Yasonna.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Yusril Bakal Mundur dari Ketum PBB demi Regenerasi

Yusril Bakal Mundur dari Ketum PBB demi Regenerasi

Nasional
Hendak Mundur dari Ketum PBB, Yusril Disebut Ingin Ada di Luar Partai

Hendak Mundur dari Ketum PBB, Yusril Disebut Ingin Ada di Luar Partai

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anies Dikritik karena Ingin Rehat | Revisi UU Kementerian Negara Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

[POPULER NASIONAL] Anies Dikritik karena Ingin Rehat | Revisi UU Kementerian Negara Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Nasional
Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Nasional
Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Nasional
Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri 'Drone AI' Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri "Drone AI" Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Nasional
Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Nasional
Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Nasional
Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Nasional
Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Nasional
15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, 'Prof Drone UI' Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, "Prof Drone UI" Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

Nasional
Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan 'Hardware'

Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan "Hardware"

Nasional
Indonesia Harus Kembangkan 'Drone AI' Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Indonesia Harus Kembangkan "Drone AI" Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Nasional
Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com