Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPK Tolak Perppu Penunjukan Pimpinan KPK

Kompas.com - 01/12/2014, 12:37 WIB
Fathur Rochman

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Komisi Pemberantasan Korupsi menolak wacana penerbitan keputusan presiden atau peraturan pemerintah pengganti undang-undang jika DPR tidak menyelesaikan seleksi calon pimpinan KPK sebelum berakhirnya masa jabatan Busyro Muqqodas pada 10 Desember 2014. KPK menganggap wacana penerbitan perppu tidak tepat.

"Kami nyata-nyata tidak sependapat, untuk mengisi kekosongan wakil pimpinan KPK, pemerintah mengeluarkan keppres atau perppu untuk menunjuk siapa saja untuk mengisi kekosongan wakil pimpinan KPK," ucap Ketua KPK Abraham di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (1/12/2014).

Menurut Abraham, KPK masih bisa bekerja dengan optimal meskipun nantinya hanya ada empat pimpinan KPK. Selain itu, kata dia, kekosongan satu posisi pimpinan KPK tidak melanggar peraturan.

"Tidak ada aturan yang dilanggar kalau kepemimpinan KPK masih empat orang," ucap Abraham.

Abraham menambahkan, jika perppu dikeluarkan, maka pemilihan calon pimpinan KPK dilakukan dengan penunjukan. Jika dilakukan, hal itu dianggap berbahaya.

"Kita tidak mau pemerintah mengeluarkan perppu tanpa dasar yang kuat. Emang KPK dalam keadaan darurat? Enggak kan," ucap Abraham.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo dinilai perlu mengeluarkan perppu jika DPR tidak memilih satu pun dari dua calon pimpinan KPK, yakni Busyro dan Roby Arya Brata. (Baca: Ini Urgensi Perppu jika Dua Calon Pimpinan KPK Tidak Dipilih DPR)

Menurut Anggota Panitia Seleksi Calon Pimpinan KPK Farouk Muhammad, bisa saja DPR nantinya menolak memilih kedua calon pimpinan KPK yang saat ini telah lolos seleksi. Jika demikian, maka perppu wajib dibuat sebagai dasar hukum agar tidak terbentur dengan Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang KPK.

KPK tetap berpendapat bahwa proses seleksi ditunda hingga 2015 atau bersamaan seleksi empat calon pimpinan KPK lainnya. Masa jabatan Abraham, Bambang Widjojanto, Zulkarnain, dan Adnan Pandu Praja akan habis pada 2015. (Baca: Abraham Minta DPR Tunda Seleksi Calon Pimpinan KPK hingga 2015)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Megawati Singgung Pemimpin Otoriter Populis, Hukum Jadi Pembenar Ambisi Kekuasaan

Megawati Singgung Pemimpin Otoriter Populis, Hukum Jadi Pembenar Ambisi Kekuasaan

Nasional
Persilakan Rakyat Kritik Pemerintahannya, Prabowo: Tapi yang Obyektif

Persilakan Rakyat Kritik Pemerintahannya, Prabowo: Tapi yang Obyektif

Nasional
Garuda Indonesia Minta Maaf Usai Mesin Pesawat Pengangkut Jemaah Haji Rusak 2 Kali

Garuda Indonesia Minta Maaf Usai Mesin Pesawat Pengangkut Jemaah Haji Rusak 2 Kali

Nasional
Kembangkan Layanan Digital, Presiden Jokowi Akan Buka SPBE Summit 2024 dan Luncurkan GovTech Indonesia

Kembangkan Layanan Digital, Presiden Jokowi Akan Buka SPBE Summit 2024 dan Luncurkan GovTech Indonesia

Nasional
Pidato Megawati di Rakernas Dinilai Jadi Isyarat PDI-P Bakal Jadi Oposisi Prabowo

Pidato Megawati di Rakernas Dinilai Jadi Isyarat PDI-P Bakal Jadi Oposisi Prabowo

Nasional
Ketika Megawati Ungkap Isi Curhatnya pada Andika Perkasa soal TNI...

Ketika Megawati Ungkap Isi Curhatnya pada Andika Perkasa soal TNI...

Nasional
Jokowi Bagikan Sembako di Yogyakarta Saat PDI-P Gelar Rakernas di Jakarta

Jokowi Bagikan Sembako di Yogyakarta Saat PDI-P Gelar Rakernas di Jakarta

Nasional
Ganjar Yakin PDI-P Bakal Rumuskan Sikap Politik terhadap Pemerintahan Prabowo-Gibran di Rakernas Kali Ini

Ganjar Yakin PDI-P Bakal Rumuskan Sikap Politik terhadap Pemerintahan Prabowo-Gibran di Rakernas Kali Ini

Nasional
PAN Tak Mau Partai Baru Gabung Prabowo Dapat 3 Menteri, PKB: Jangan Baper

PAN Tak Mau Partai Baru Gabung Prabowo Dapat 3 Menteri, PKB: Jangan Baper

Nasional
Prananda Tak Hadir Pembukaan Rakernas V PDI-P, Ada Apa?

Prananda Tak Hadir Pembukaan Rakernas V PDI-P, Ada Apa?

Nasional
Soal Ganjar, Megawati: Belum Dipensiunkan, Terus Berjuang

Soal Ganjar, Megawati: Belum Dipensiunkan, Terus Berjuang

Nasional
Upaya PDI-P Agar Kader Berprestasi Tak Dibajak Partai Lain Saat Pilkada: Beri Surat Tugas

Upaya PDI-P Agar Kader Berprestasi Tak Dibajak Partai Lain Saat Pilkada: Beri Surat Tugas

Nasional
Megawati: Tidak Ada Koalisi dan Oposisi, Sistem Kita Presidensial

Megawati: Tidak Ada Koalisi dan Oposisi, Sistem Kita Presidensial

Nasional
Hari Ke-13 Keberangkatan Calon Haji RI, 85.782 Jemaah Tiba di Saudi, 10 Orang Wafat

Hari Ke-13 Keberangkatan Calon Haji RI, 85.782 Jemaah Tiba di Saudi, 10 Orang Wafat

Nasional
Ditanya Alasan Ganjar-Mahfud Kalah, Megawati: Tanya Sama yang Bikin TSM

Ditanya Alasan Ganjar-Mahfud Kalah, Megawati: Tanya Sama yang Bikin TSM

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com