Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Jokowi Menitip Harap pada Wisata Bahari dan "Keajaiban" Media Sosial

Kompas.com - 28/10/2014, 07:39 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pariwisata Arief Yahya punya cara tersendiri dalam memajukan sektor pariwisata Indonesia. Salah satunya yang akan digencarkan adalah promosi melalui media sosial. Pada pariwisata, ketahanan ekonomi juga disebut akan bertumpu.

"Kami tetap pakai cara konvensional. Tapi kami juga menggunakan (cara) non-konvensional seperti social media yang sifatnya global tapi personal," ucap Arief di istana kepresidenan, Jakarta, Senin (27/10/2014).

Arief menuturkan melalui media sosial itu nanti akan dilakukan pemetaan soal minat traveling pengguna media sosial, termasuk segmentasinya. Arief bahkan mengungkapkan komunitas pecinta traveling yang ada di dunia maya akan dikumpulkan oleh Kementerian Pariwisata untuk membantu promosi wisata Indonesia. "Jadi nanti akan seperti reuni komunitas," ujar Arief.

Soft infrastructure dan promosi

Pendekatan  melalui media sosial  itu juga yang diistilahkan Arief dengan soft infrastructure terkait pengembangan teknologi informasi dan komunikasi (ICT). Menurut dia, pengembangan lewat soft infrastructure itu lebih mudah, murah, dan cepat dibandingkan membangun infrastruktur utama.

Kementerian Pariwisata berencana menggenjot jumlah wisatawan yang datang ke Indonesia. Targetnya, sebut Arief, 10 juta per tahun. "Kita tidak boleh kalah dari Malaysia dan Thailand. Kalau sampai kalah, malu saya, malu kita," ucap pria yang masih berstatus sebagai Direktur Utama PT Telkom itu.

Untuk sektor yang akan gencar dipromosikan, Arief menyebut wisata bahari. Terlebih lagi, saat ini Kementerian Pariwisata berada di bawah Kementerian Koordinator Kemaritiman.

Menurut Arief, sektor wisata bahari saat ini masih tertinggal dibandingkan wisata lain dan justru lebih banyak dieploitasi orang asing. "Kalau wisata darat sudah cukup bagus hanya wisata bahari yang kurang," ungkap Arief.

Berharap pada pariwisata

Pada kesempatan terpisah, Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan kementeriannya akan fokus menjaga defisit neraca berjalan tidak terus membesar terkait isu mendesak menjaga ketahanan ekonomi Indonesia.

"Presiden kasih arahan supaya sektor-sektor yang bisa cepat membantu pengurangan defisit berjalan. Contohnya, yang paling gampang itu tourism. Itu harus diutamakan," tutur Bambang.

Mengutip arahan Presiden Joko Widodo, Bambang mengatakan defisit neraca transaksi berjalan tak bisa ditahan dengan hanya mengadalkan ekspor.

"Kalau kita andalkan pertumbuhan ekspor yang mendadak, berarti kita hanya mengharapkan perubahan harga. Perubahan harga tidak bisa diharapkan saat ini," ujar Bambang.

Bambang melanjutkan, "Kalau kita ingin ekspor manufaktur meningkat, kita harus bangun infrastruktur dan segala macam yang juga membutuhkan waktu. Jadi presiden ingin ada quick win untuk kita bisa memperbaiki defisit neraca berjalan."


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Caleg Tidak Siap Ikuti Sidang Daring, Hakim MK: Suara Putus-putus, Jadi Lapar...

Caleg Tidak Siap Ikuti Sidang Daring, Hakim MK: Suara Putus-putus, Jadi Lapar...

Nasional
Anies-Muhaimin Kunjungi Aceh Usai Pilpres, Ingin Ucapkan Terima Kasih ke Warga

Anies-Muhaimin Kunjungi Aceh Usai Pilpres, Ingin Ucapkan Terima Kasih ke Warga

Nasional
Bareskrim Polri Yakin Penetapan Panji Gumilang sebagai Tersangka TPPU Sah Menurut Hukum

Bareskrim Polri Yakin Penetapan Panji Gumilang sebagai Tersangka TPPU Sah Menurut Hukum

Nasional
Polisi Lengkapi Kekurangan Berkas Perkara TPPU Panji Gumilang

Polisi Lengkapi Kekurangan Berkas Perkara TPPU Panji Gumilang

Nasional
Jokowi Kumpulkan Menteri Bahas Pengungsi Terdampak Erupsi Gunung Ruang

Jokowi Kumpulkan Menteri Bahas Pengungsi Terdampak Erupsi Gunung Ruang

Nasional
Bersama TNI AL, Polisi, dan Basarnas, Bea Cukai Bantu Evakuasi Korban Erupsi Gunung Ruang

Bersama TNI AL, Polisi, dan Basarnas, Bea Cukai Bantu Evakuasi Korban Erupsi Gunung Ruang

Nasional
Prabowo Ingin Berkumpul Rutin Bersama Para Mantan Presiden, Bahas Masalah Bangsa

Prabowo Ingin Berkumpul Rutin Bersama Para Mantan Presiden, Bahas Masalah Bangsa

Nasional
Hanura Sebut Suaranya di Manokwari Dipindah ke PSI, Berdampak ke Perolehan Kursi DPRD

Hanura Sebut Suaranya di Manokwari Dipindah ke PSI, Berdampak ke Perolehan Kursi DPRD

Nasional
Gugat Hasil Pileg, Pengacara Gerindra Malah Keliru Minta MK Batalkan Permohonan

Gugat Hasil Pileg, Pengacara Gerindra Malah Keliru Minta MK Batalkan Permohonan

Nasional
Resmikan Warung NKRI Digital, BNPT Ingatkan Semua Pihak Ciptakan Kemandirian Mitra Deradikalisasi

Resmikan Warung NKRI Digital, BNPT Ingatkan Semua Pihak Ciptakan Kemandirian Mitra Deradikalisasi

Nasional
Klaim Ada Perpindahan Suara ke PKB, PKN, dan Garuda, PPP Minta PSU di Papua Pegunungan

Klaim Ada Perpindahan Suara ke PKB, PKN, dan Garuda, PPP Minta PSU di Papua Pegunungan

Nasional
Berkaca Kasus Brigadir RAT, Kompolnas Minta Polri Evaluasi Penugasan Tak Sesuai Prosedur

Berkaca Kasus Brigadir RAT, Kompolnas Minta Polri Evaluasi Penugasan Tak Sesuai Prosedur

Nasional
Hakim MK Singgung Timnas di Sidang Pileg: Kalau Semangat kayak Gini, Kita Enggak Kalah 2-1

Hakim MK Singgung Timnas di Sidang Pileg: Kalau Semangat kayak Gini, Kita Enggak Kalah 2-1

Nasional
Caleg PDI-P Hadiri Sidang Sengketa Pileg secara Daring karena Bandara Sam Ratulangi Ditutup

Caleg PDI-P Hadiri Sidang Sengketa Pileg secara Daring karena Bandara Sam Ratulangi Ditutup

Nasional
Ketum PGI: 17 Kali Jokowi ke Papua, tapi Hanya Bertemu Pihak Pro Jakarta

Ketum PGI: 17 Kali Jokowi ke Papua, tapi Hanya Bertemu Pihak Pro Jakarta

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com