Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sulit bagi Jokowi Membentuk Kabinet Ideal

Kompas.com - 23/10/2014, 14:13 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Pengamat politik, Ray Rangkuti, menilai Presiden Joko Widodo berada dalam situasi sulit dalam meramu kabinet yang ideal. Ia memaklumi jika sampai saat ini Jokowi belum dapat memutuskan menteri-menteri yang akan membantu pekerjaannya.

"Lebih lambat kalau lebih baik ya lebih bagus daripada cepat, tapi tidak maksimal. Memang dalam kondisi sekarang sulit bagi Jokowi untuk membentuk kabinet," ujar Ray dalam sebuah diskusi di bilangan Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (23/10/2014) siang.

Ray mengatakan, ada ekspektasi besar dari publik terhadap Jokowi-JK akan terbentuknya kabinet dengan menteri-menteri yang ideal. Ideal yang dimaksud adalah bebas dari rekam jejak korupsi, bebas dari latar belakang kepentingan usaha tertentu atau mafia, bukan pelanggar hak asasi manusia, serta bukan berlatar belakang Orde Baru.

Di sisi lain, kata Ray, Jokowi telah berhadapan dengan enam sumber yang memasok calon-calon menterinya. Sumber itu adalah PDI Perjuangan, partai koalisi, masukan dari Komisi Pemberantasan Korupsi serta Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan, Tim Transisi, masukan dari komunitas sosial, serta Wakil Presiden Jusuf Kalla. Menurut Ray, beberapa calon menteri dari sumber-sumber tersebut bisa jadi merupakan koruptor, mafia, pelanggar HAM, dan kalangan Orde Baru. Hal ini menyebabkan Jokowi mengalami tarik-menarik kepentingan dalam hal pembentukan kabinet.

"Ibaratnya, kelompok kepentingan koruptor, mafia, dan sebagainya sudah tinggal selangkah lagi masuk kabinet. Kelompok kepentingan yang tak ingin mereka masuk juga tinggal satu langkah lagi masuk kabinet. Bertabrakanlah keduanya itu di hadapan Presiden," ujar Ray.

Dengan kondisi seperti itu, Ray mengatakan bahwa Jokowi akan menjadi penentu terakhir. Jokowi akan menjadi pemenang jika menggunakan wewenangnya secara penuh untuk menolak calon-calon bermasalah. Namun, bisa saja Jokowi kalah dari kelompok-kelompok tadi. "Jadi, tidak apa pengumuman kabinet terlambat sedikit agar kabinet itu benar-benar bersih," kata dia.

Semalam, awak media dibawa ke Dermaga 302, Terminal III, Pelabuhan Tanjung Priok. Melihat persiapan yang dilakukan di tempat tersebut, wartawan menduga Jokowi akan mengumumkan kabinetnya pada acara itu. Namun, acara tersebut batal tanpa informasi yang jelas tentang pembatalan tersebut.

Jokowi sendiri belum bisa memastikan kapan kabinet pemerintahannya akan diumumkan ke publik. "Maunya sih kerja cepat, tapi kalau keliru ya gimana? Saya maunya cepat, tapi benar," ujar Jokowi di Kompleks Istana, Rabu siang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com