Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Tak Perlu Gerakkan "People Power" untuk Hadapi Koalisi Merah Putih

Kompas.com - 07/10/2014, 06:54 WIB
Indra Akuntono

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat politik dari Universitas Padjadjaran (Unpad) Obsatar Sinaga mengatakan, pemerintahan presiden terpilih Joko Widodo akan menghadapi tantangan dari parlemen yang dikuasai Koalisi Merah Putih. Namun, Obsatar tak menyarankan Jokowi menggerakkan masyarakat untuk memberi tekanan terhadap parlemen. (Baca: Jokowi Harus Gerakkan "People Power" untuk Pecah Kebuntuan di Parlemen)

Obsatar menjelaskan, tekanan dari publik terhadap parlemen akan muncul dengan sendirinya jika kebijakan Jokowi yang pro rakyat dihalang-halangi. Ia menekankan, Jokowi hanya perlu bekerja dengan baik, terbuka, dan mengeluarkan kebijakan yang berpihak pada kepentingan masyarakat. (Baca: Kata Prabowo kepada Politisi PDI-P: Kita Jangan Musuhan Ya)

"Kalau people power bergerak, ya biarkan bergerak sendiri, jangan digerakkan," kata Obsatar, saat dihubungi Senin (6/10/2014) malam.

Guru Besar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Unpad ini, mengatakan, Jokowi juga harus konsisten terhadap penegakan hukum. Penegakan hukum itu harus diimbangi dengan memberikan peluang kepada aparat penegak hukum untuk menelusuri dan mengungkap kejahatan korupsi.

"Partai di Koalisi Merah Putih biarkan jadi alat kontrol, dan publik akan ikut pula mengontrol mekanisme oposisi itu," ujarnya.

Sebelumnya, pengamat politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Zaki Mubarak mengatakan, presiden terpilih Joko Widodo harus menggerakkan masyarakat atau people power untuk memecahkan kebuntuan di parlemen. Menurut Zaki, Jokowi akan menghadapi jalan buntu karena parlemen dikuasai oleh koalisi partai pendung Prabowo Subianto.

"Memang ada kemungkinan buntu karena parlemen mayoritas adalah pendukung Pak Prabowo. Bukan (Koalisi) Merah Putih, tapi pendukung Prabowo," kata Zaki, di Kompleks Gedung Parlemen, Jakarta, Senin (6/10/2014).

Zaki menjelaskan, saat ini Jokowi masih memiliki sedikit peluang untuk menambah partai koalisinya dengan menekankan kesamaan membangun iklim politik yang menguntungkan masyarakat. Jika itu bisa dilakukan, maka hambatan di parlemen bisa berkurang. Ia menegaskan, menggerakkan masyarakat adalah opsi terakhir Jokowi untuk menekan parlemen jika terus menjegal atas dasar yang tidak rasional.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 14 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 14 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Soal Prabowo Tak Ingin Diganggu Pemerintahannya, Zulhas: Beliau Prioritaskan Bangsa

Soal Prabowo Tak Ingin Diganggu Pemerintahannya, Zulhas: Beliau Prioritaskan Bangsa

Nasional
Kemendesa PDTT Apresiasi Konsistensi Pertamina Dukung Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Wilayah Transmigrasi

Kemendesa PDTT Apresiasi Konsistensi Pertamina Dukung Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Wilayah Transmigrasi

Nasional
Pospek Kinerja Membaik, Bank Mandiri Raih Peringkat AAA dengan Outlook Stabil dari Fitch Ratings

Pospek Kinerja Membaik, Bank Mandiri Raih Peringkat AAA dengan Outlook Stabil dari Fitch Ratings

Nasional
Refly Harun Anggap PKB dan Nasdem 'Mualaf Oposisi'

Refly Harun Anggap PKB dan Nasdem "Mualaf Oposisi"

Nasional
Berharap Anies Tak Maju Pilkada, Refly Harun: Levelnya Harus Naik, Jadi 'King Maker'

Berharap Anies Tak Maju Pilkada, Refly Harun: Levelnya Harus Naik, Jadi "King Maker"

Nasional
Perkara Besar di Masa Jampidum Fadil Zumhana, Kasus Sambo dan Panji Gumilang

Perkara Besar di Masa Jampidum Fadil Zumhana, Kasus Sambo dan Panji Gumilang

Nasional
Refly Harun: Anies Tak Punya Kontrol Terhadap Parpol di Koalisi Perubahan

Refly Harun: Anies Tak Punya Kontrol Terhadap Parpol di Koalisi Perubahan

Nasional
Verifikasi Bukti Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai, Warga Akan Didatangi Satu-satu

Verifikasi Bukti Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai, Warga Akan Didatangi Satu-satu

Nasional
Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa ke Palestina di Sidang PBB

Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa ke Palestina di Sidang PBB

Nasional
Beban Melonjak, KPU Libatkan PPK dan PPS Verifikasi Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai

Beban Melonjak, KPU Libatkan PPK dan PPS Verifikasi Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai

Nasional
Peran Kritis Bea Cukai dalam Mendukung Kesejahteraan Ekonomi Negara

Peran Kritis Bea Cukai dalam Mendukung Kesejahteraan Ekonomi Negara

Nasional
Refly Harun Ungkap Bendera Nasdem Hampir Diturunkan Relawan Amin Setelah Paloh Ucapkan Selamat ke Prabowo

Refly Harun Ungkap Bendera Nasdem Hampir Diturunkan Relawan Amin Setelah Paloh Ucapkan Selamat ke Prabowo

Nasional
UU Pilkada Tak Izinkan Eks Gubernur Jadi Cawagub, Wacana Duet Anies-Ahok Buyar

UU Pilkada Tak Izinkan Eks Gubernur Jadi Cawagub, Wacana Duet Anies-Ahok Buyar

Nasional
Jemaah Haji Tak Punya 'Smart Card' Terancam Deportasi dan Denda

Jemaah Haji Tak Punya "Smart Card" Terancam Deportasi dan Denda

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com