Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ginandjar: Apa Salah JK Sampai Dioposisi Partainya Sendiri?

Kompas.com - 16/08/2014, 18:22 WIB
Icha Rastika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Politikus senior Partai Golkar Ginandjar Kartasasmita mendukung suara internal partai yang menginginkan pelaksanaan musyawarah nasional (munas) Golkar digelar sebelum 4 Oktober tahun ini. Dia berharap, munas tersebut bisa menghasilkan keputusan bahwa Partai Golkar akan bergabung sebagai koalisi Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla dalam pemerintahan nantinya.

"Karena wapresnya kan dari Golkar, dan kalau sekarang wapresnya dari Golkar, kok malah oposisi? Kok kader Golkar dioposisi partainya sendiri? Kesalahan apa yang dilakukan JK sampai partainya mengoposisi dia?" kata Ginandjar di Jakarta, Sabtu (16/8/2014).

Menurut Ginandjar, ada dua alasan yang melatarbelakangi kubu penentang Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie mendorong munas dilaksanakan tahun ini.

Pertama, AD/ART Golkar yang mengamanatkan bahwa munas dilakukan setiap lima tahun sekali. Kedua, upaya kader muda dan senior Golkar untuk menjamin Golkar berada di dalam pemerintahan sebelum pemerintahan Jokowi-Kalla dibentuk. "Kalau 5 Munas Oktober, Golkar sudah secara institusional melakukan oposisi," kata dia.

Jokowi-Kalla adalah pasangan calon presiden dan wakil presiden terpilih menurut perhitungan komisi pemilihan umum (KPU). Kemenangan mereka kini digugat pasangan lawannya, Prabowo Subianto-Hatta Rajasa di Mahkamah Konstitusi. Pada 21 Agustus mendtang, MK akan membacakan putusannya yang isinya bisa mengukuhkan kemenangan Jokowi-Kalla atau sebaliknya.

Ginandjar juga menilai, alasan yang mendasari rekomendasi munas dilakukan 2015 kini tidak relevan lagi. Pada 2009, munas disetujui akan digelar 2015 karena memprediksi pemilihan presiden akan berlangsung dua putaran. Golkar juga ketika itu mengusung Aburizal sebagai calon presiden.

"Sekarang dua-duanya (alasan) itu tidak ada. Meskipun pilpres berlangsung dua putaran misalnya, kalau tidak ada capres Golkar kann tidak ada urusan kenapa munas harus ditunda. Saya sangat sayangkan. Pertanyaan besar dari saya, kenapa Golkar tidak mau dukung wapres dari Golkar? Apa kesalahan JK terhadap Golkar?" tutur Ginandjar.

Kendati demikian, dia mengaku tidak setuju jika digelar munas luar biasa. Menurut Ginandjar, munaslu hanya akan memecah belah Golkar. "Saya inginnya munas 4 Oktober," ucapnya.

Terkait dengan arah politik Golkar, Ginandjar mengaku sudah menasehati Aburizal. Sejak sebelum pemilihan presiden, dia sudah menyarankan Aburizal agar Partai Golkar dalam posisi netral atau berada dalam koalisi yang ada kader partai golkarnya.

"Kalau tidak mau netral, tidak patut partai besar netral, kenapa tidak dukung JK? Itu yang saya sampaikan kepada Ical hari pertama, tapi Beliau katakan itu keputusan saya, saya sudah ingatkan Beliau," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Timnas Akan Hadapi Guinea untuk Bisa Lolos ke Olimpiade, Jokowi: Optimistis Menang

Timnas Akan Hadapi Guinea untuk Bisa Lolos ke Olimpiade, Jokowi: Optimistis Menang

Nasional
KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

Nasional
TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

Nasional
KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

Nasional
Abaikan PDI-P, MPR: Tak Ada Alasan untuk Tidak Lantik Prabowo-Gibran

Abaikan PDI-P, MPR: Tak Ada Alasan untuk Tidak Lantik Prabowo-Gibran

Nasional
Pemerintah Tegaskan Tak Ragu Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

Pemerintah Tegaskan Tak Ragu Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
Tangani ODGJ di Sumba Timur, Mensos Risma Minta Pemda dan Puskesmas Lakukan Ini

Tangani ODGJ di Sumba Timur, Mensos Risma Minta Pemda dan Puskesmas Lakukan Ini

Nasional
Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club', Jokowi Usul Pertemuannya Dua Hari Sekali

Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club", Jokowi Usul Pertemuannya Dua Hari Sekali

Nasional
Kelakar Hakim MK saat PKB Ributkan Selisih 1 Suara: Tambah Saja Kursinya...

Kelakar Hakim MK saat PKB Ributkan Selisih 1 Suara: Tambah Saja Kursinya...

Nasional
Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club', Jokowi: Bagus, Bagus...

Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club", Jokowi: Bagus, Bagus...

Nasional
PPP Klaim Terjadi Perpindahan 5.958 Suara ke Partai Garuda di Dapil Sulawesi Tengah

PPP Klaim Terjadi Perpindahan 5.958 Suara ke Partai Garuda di Dapil Sulawesi Tengah

Nasional
Pernyataan Jokowi Bantah Bakal Cawe-cawe di Pilkada Diragukan

Pernyataan Jokowi Bantah Bakal Cawe-cawe di Pilkada Diragukan

Nasional
Komnas KIPI Sebut Tak Ada Kasus Pembekuan Darah akibat Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Komnas KIPI Sebut Tak Ada Kasus Pembekuan Darah akibat Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Nasional
Menpan-RB: Seleksi CPNS Sekolah Kedinasan Dimulai Mei, CASN Juni

Menpan-RB: Seleksi CPNS Sekolah Kedinasan Dimulai Mei, CASN Juni

Nasional
Cak Imin Harap Kerja Sama Koalisi Perubahan Berlanjut pada Pilkada Aceh

Cak Imin Harap Kerja Sama Koalisi Perubahan Berlanjut pada Pilkada Aceh

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com