Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kesaksian Kapolres Nabire, Bupati Janjikan Uang asal Suara Dialihkan ke Prabowo

Kompas.com - 14/08/2014, 12:45 WIB
Indra Akuntono

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Kepala Polres Nabire Ajun Komisaris Besar Tagor Hutapea membenarkan adanya arahan dari Bupati Dogiyai, Papua, agar warga mengalihkan suara untuk pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. Arahan itu disampaikan Bupati Dogiyai dengan iming-iming imbalan sejumlah uang.

Tagor mengatakan, pada 17 Juli 2014, Bupati Dogiyai Thomas Tigi datang memenuhi undangan warga di sebuah gedung di Dogiyai. Thomas baru memenuhi undangan pada hari itu karena pada beberapa hari sebelumnya sedang memiliki keperluan di Kota Jayapura, Papua.

Menurut Tagor, kira-kira pukul 12.30 pada hari tersebut, Thomas memberi pengarahan kepada seluruh undangan dan warga terkait belum dibayarkannya honor petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS). Keterlambatan pembayaran honor itu memicu tersendatnya waktu rekapitulasi suara di tingkat distrik ke kabupaten. Tagor menyebut warga marah mendengar arahan dari Thomas yang langsung meninggalkan lokasi seusai memberikan arahannya.

"Warga berdiri dan menunjuk-nunjuk bupati. Tapi, penjelasan (Thomas) menggunakan bahasa daerah, jadi saya kurang paham," kata Tagor saat bersaksi dari Papua melalui telekonferensi di sidang perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU) presiden dan wakil presiden di Gedung Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Kamis (14/8/2014).

Setelah Thomas keluar dari ruang pertemuan, warga turut keluar ruangan berbaur bersama penyelenggara pemilu di tingkat distrik untuk mengungkapkan kekecewaannya. Khawatir kondisinya menjadi tak terkendali, Tagor berinisiatif melakukan komunikasi dengan Ketua Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Kabupaten Dogiyai Didimus Dogomo.

"Ketua KPUD (Didimus) bilang kepada penyelenggara pemilu dan warga, 'Kalau kalian mau uang, ambil di Bupati, tapi suara harus dialihkan kepada Prabowo.' Itu pernyataan Didimus," ujarnya.

Tagor mengaku tidak paham dengan pernyataan Didimus. Ia bertanya maksud dari ucapan yang dilontarkan Didimus pada penyelenggara pemilu dan warga di lokasi.

"Dia (Didimus) bilang, itu pernyataan Bupati waktu di dalam gedung. Pernyataan yang tadi saya bilang pakai bahasa daerah," ucap Tagor.

Mendengar ucapan Didimus, kemarahan warga semakin menjadi. Warga di lokasi kemudian masuk ke dalam gedung untuk mengeluarkan meja guna menggelar rekapitulasi di luar gedung. Saat pleno rekapitulasi itu digelar, semua perwakilan penyelenggara pemilu hadir, termasuk saksi dari pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla.

Tagor menuturkan, saksi dari Prabowo-Hatta tak tampak di lokasi meski sudah dipanggil melalui pengeras suara selama beberapa kali. Dalam pleno rekapitulasi itu, kata Tagor, seluruh Panitia Pemilihan Distrik (PPD) secara bergantian membacakan perolehan suara masing-masing calon di wilayahnya. Rekapitulasi suara tetap digelar meski honor yang dijanjikan sebesar Rp 150.000 dan sempat diusulkan ditambah menjadi Rp 250.000 untuk tiap petugas di masing-masing tempat pemungutan suara belum dibayarkan.

"Mereka bilang, suara untuk Prabowo yang diberikan pada 9 Juli kami tarik kembali. Itu pernyataan dari PPD-PPD yang hadir. Mereka juga minta KPUD Dogiyai jangan mengubah suara dan dibawa sampai ke provinsi," ucapnya.

update
Tanggapan tim Prabowo-Hatta

Anggota tim kuasa hukum Prabowo Subianto, Hatta Rajasa, Maqdir Ismail, mengatakan, perlu ada pembuktian yang cermat di balik kesaksian Hutape.  Menurut Maqdir, keterangan yang disampaikan Tagor cukup menjelaskan permasalahan yang terjadi.

Dari keterangan Tagor, uang yang dijanjikan akan diberikan Bupati Dogiyai merupakan honor untuk semua petugas panitia pemilihan kabupaten (PPK) di Dogiyai. Besaran honor tersebut mencapai Rp 150.000 dan sempat diusulkan ditambah menjadi Rp 250.000 sebagai kompensasi karena telat dibayarkan. Baca: Bupati Dogiyai Disebut Janjikan Uang, Ini Kata Tim Hukum Prabowo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Nasional
Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Nasional
KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

Nasional
Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Nasional
Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Nasional
Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi Jika Setujui RUU Penyiaran

Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi Jika Setujui RUU Penyiaran

Nasional
Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Nasional
Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Nasional
Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Nasional
Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Nasional
Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Nasional
Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Nasional
Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Nasional
SYL Berkali-kali 'Palak' Pegawai Kementan: Minta Dibelikan Ponsel, Parfum hingga Pin Emas

SYL Berkali-kali "Palak" Pegawai Kementan: Minta Dibelikan Ponsel, Parfum hingga Pin Emas

Nasional
Anak SYL Ikut-ikutan Usul Nama untuk Isi Jabatan di Kementan

Anak SYL Ikut-ikutan Usul Nama untuk Isi Jabatan di Kementan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com