Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belum Ada Bukti Pelanggaran Terstruktur, Sistematis, dan Masif...

Kompas.com - 09/08/2014, 07:07 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pernyataan sejumlah saksi Prabowo Subianto-Hatta Rajasa yang diungkapkan pada sidang kedua perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU) di Mahkamah Konstitusi, Jumat (8/8/2014), dinilai telah membuktikan secara tidak langsung asumsi pelanggaran yang dituduhkan kubu pasangan nomor urut satu itu kepada Komisi Pemilihan Umum.

"Sepanjang keterangan saksi yang diberikan di persidangan tadi, kita melihat belum ada hal-hal yang menunjukkan bahwa memang terjadi adanya pelanggaran yang terstruktur, sistematis, dan masif karena memang keterangan yang diberikan nilai pembuktiannya tidak terlalu kuat," kata anggota tim advokat Joko Widodo-Jusuf Kalla, Taufik Basari, seusai persidangan di MK, Jumat malam.

Ia mengatakan, dari 26 saksi yang memberikan keterangan hari ini, hampir sebagian besar saksi mempersoalkan keberadaan daftar pemilih khusus tambahan (DPKTb) yang tidak terdaftar di tempat pemungutan suara. DPKTb itu dianggap bermasalah lantaran tidak adanya fotokopi kartu tanda pengenal mereka yang dilampirkan serta tidak ada formulir C7.

"Di lapangan entah mungkin karena tidak paham atau tidak tahu, maka di beberapa TPS ada yang tidak dikumpulkan fotokopi KTP-nya," ujarnya.

Menurut dia, pelanggaran itu termasuk ke dalam jenis pelanggaran administratif yang seharusnya tidak perlu diselesaikan di Mahkamah Konstitusi. Ia mengatakan, jenis pelanggaran seperti itu cukup diselesaikan secara berjenjang pada rapat pleno.

"Tentu bukan di MK penyelesaiannya. Penyelesaian untuk persoalan seperti ini pada saat rapat pleno berjenjang. Itu bisa dilakukan dan kalau tidak selesai bisa dilaporkan ke Bawaslu dan seterusnya. Itu bukan di MK," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

MUI Minta Satgas Judi Online Bertindak Tanpa Pandang Bulu

MUI Minta Satgas Judi Online Bertindak Tanpa Pandang Bulu

Nasional
Tolak Wacana Penjudi Online Diberi Bansos, MUI: Berjudi Pilihan Hidup Pelaku

Tolak Wacana Penjudi Online Diberi Bansos, MUI: Berjudi Pilihan Hidup Pelaku

Nasional
MUI Keberatan Wacana Penjudi Online Diberi Bansos

MUI Keberatan Wacana Penjudi Online Diberi Bansos

Nasional
[POPULER NASIONAL] Menkopolhukam Pimpin Satgas Judi Online | PDI-P Minta KPK 'Gentle'

[POPULER NASIONAL] Menkopolhukam Pimpin Satgas Judi Online | PDI-P Minta KPK "Gentle"

Nasional
Tanggal 18 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 18 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Polisi Temukan Bahan Peledak Saat Tangkap Terduga Teroris di Karawang

Polisi Temukan Bahan Peledak Saat Tangkap Terduga Teroris di Karawang

Nasional
Polisi Tangkap Satu Terduga Teroris Pendukung ISIS dalam Penggerebekan di Karawang

Polisi Tangkap Satu Terduga Teroris Pendukung ISIS dalam Penggerebekan di Karawang

Nasional
BPIP: Kristianie Paskibraka Terbaik Maluku Dicoret karena Tak Lolos Syarat Kesehatan

BPIP: Kristianie Paskibraka Terbaik Maluku Dicoret karena Tak Lolos Syarat Kesehatan

Nasional
Sekjen Tegaskan Anies Tetap Harus Ikuti Aturan Main meski Didukung PKB Jakarta Jadi Cagub

Sekjen Tegaskan Anies Tetap Harus Ikuti Aturan Main meski Didukung PKB Jakarta Jadi Cagub

Nasional
PKB Tak Resisten Jika Anies dan Kaesang Bersatu di Pilkada Jakarta

PKB Tak Resisten Jika Anies dan Kaesang Bersatu di Pilkada Jakarta

Nasional
Ditanya Soal Berpasangan dengan Kaesang, Anies: Lebih Penting Bahas Kampung Bayam

Ditanya Soal Berpasangan dengan Kaesang, Anies: Lebih Penting Bahas Kampung Bayam

Nasional
Ashabul Kahfi dan Arteria Dahlan Lakukan Klarifikasi Terkait Isu Penangkapan oleh Askar Saudi

Ashabul Kahfi dan Arteria Dahlan Lakukan Klarifikasi Terkait Isu Penangkapan oleh Askar Saudi

Nasional
Timwas Haji DPR Ingin Imigrasi Perketat Pengawasan untuk Cegah Visa Haji Ilegal

Timwas Haji DPR Ingin Imigrasi Perketat Pengawasan untuk Cegah Visa Haji Ilegal

Nasional
Selain Faktor Kemanusian, Fahira Idris Sebut Pancasila Jadi Dasar Dukungan Indonesia untuk Palestina

Selain Faktor Kemanusian, Fahira Idris Sebut Pancasila Jadi Dasar Dukungan Indonesia untuk Palestina

Nasional
Kritik Pengalihan Tambahan Kuota Haji Reguler ke ONH Plus, Timwas Haji DPR: Apa Dasar Hukumnya?

Kritik Pengalihan Tambahan Kuota Haji Reguler ke ONH Plus, Timwas Haji DPR: Apa Dasar Hukumnya?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com