Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Munas Golkar Bisa Dipercepat Oktober 2014

Kompas.com - 02/08/2014, 08:02 WIB


Oleh: Suhartono dan Stefanus Osa Triyatna

JAKARTA, KOMPAS.com - Meskipun rekomendasi Musyawarah Nasional Partai Golkar menetapkan Munas Partai Golkar dijadwalkan pada Oktober 2015, mayoritas Dewan Pimpinan Daerah Partai Golkar bisa mengubahnya menjadi Oktober 2014 jika dua pertiga pimpinan DPD Partai Golkar ingin mempercepatnya. Sebab, pimpinan DPD Partai Golkar memiliki hak suara untuk mengubah keputusan munas.

"Saya yakin percepatan Munas Partai Golkar dapat dilakukan sebelum presiden dan wakil presiden terpilih dilantik pada 20 Oktober mendatang," kata politikus senior Partai Golkar yang juga Koordinator Eksponen Keluarga Besar Ormas Tri Karya Golkar Zainal Bintang kepada Kompas, Jumat (1/8/2014), di Jakarta.

Keyakinan Zainal didasarkan pada mayoritas DPD Partai Golkar dan kader partai berlambang beringin itu menginginkan Partai Golkar berubah dan menjadi lebih baik setelah terbentuknya pemerintahan baru yang dipimpin presiden dan wakil presiden terpilih, Joko Widodo-Jusuf Kalla.

"Minimal 22 DPD Partai Golkar meminta Munas Golkar dipercepat. Ya, munas pun pasti digelar antara akhir September atau awal Oktober," kata Zainal.

Peluang perubahan sikap, menurut Zainal, didasari sejumlah alasan. ”Partai Golkar gagal mencapai target suara 35 persen dalam Pemilu Legislatif 9 April lalu. Berikutnya, Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie yang diputuskan sebagai calon presiden boro-boro maju sebagai kandidat, jadi calon wapres pun tidak. Eh, malah mendukung capres dari partai lain. Kalah pula. Nah, inilah yang mendorong kader dan mayoritas pimpinan DPD akan meminta munas dipercepat,” tutur salah seorang calon ketua umum Partai Golkar yang dicalonkan Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (SOKSI) ini.

Menurut Zainal, dengan munas dipercepat yang didahului sebelumnya dengan rapat pimpinan nasional (rapimnas) antara DPP Partai Golkar dan seluruh DPD Partai Golkar, Munas Partai Golkar yang dipercepat akan dirumuskan. ”Jadi, nanti DPP Partai Golkar yang baru akan menentukan sikap dengan pemerintah baru Jokowi-JK,” katanya.

Masa bakti 6 tahun

Di sisi lain, Sekretaris Jenderal Partai Golkar Idrus Marham tetap yakin bahwa Munas Partai Golkar dilaksanakan pada tahun depan meskipun bulannya belum ditetapkan. Dengan demikian, pemilihan ketua umum Partai Golkar akan menjadi agenda utama munas.

”Digelar tahun 2015. Waktunya belum dipastikan. Biasanya bulan Oktober. Tempatnya juga belum ditentukan,” kata Idrus.

Di dalam munas akan ada laporan pertanggungjawaban, pernyataan politik, dan pembahasan berbagai rekomendasi atau usulan. ”Tentu puncaknya pada pemilihan ketua umum,” kata Idrus.

Wakil Sekretaris Jenderal Partai Golkar Lalu Mara Satriawangsa menjelaskan, semua pengurus yang diangkat melalui keputusan DPP Partai Golkar sudah tahu masa baktinya adalah tahun 2009-2015. "Kalau sampai tidak tahu, artinya mereka tidak membaca surat keputusan pengangkatannya. Dalam AD/ART keputusan munas, rekomendasi pelaksanaan Munas Partai Golkar adalah tahun 2015. Keputusan munas adalah forum tertinggi pengambilan keputusan Partai Golkar," tuturnya.

Mara mengatakan, soal masa bakti enam tahun itu sudah biasa terjadi di Golkar. Saat kepemimpinan Akbar Tandjung, hal itu juga terjadi. Keputusan penetapan munas pada 2015 berdasarkan keputusan rapat pimpinan nasional atau satu tingkat di bawah munas.

Menurut Mara, DPD I Partai Golkar juga sudah meminta pelaksanaan munas sesuai dengan rekomendasi munas tahun 2009. Itu tertuang dalam surat resmi DPD I Partai Golkar. Jadi, semua pihak hendaknya bersabar saja. Ia memastikan Munas Partai Golkar diselenggarakan pada tahun 2015. (A12)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

ICW Minta MKD Tegur Hugua, Anggota DPR yang Minta 'Money Politics' Dilegalkan

ICW Minta MKD Tegur Hugua, Anggota DPR yang Minta "Money Politics" Dilegalkan

Nasional
Momen Jokowi Bertemu Puan sebelum 'Gala Dinner' WWF di Bali

Momen Jokowi Bertemu Puan sebelum "Gala Dinner" WWF di Bali

Nasional
Anak SYL Percantik Diri Diduga Pakai Uang Korupsi, Formappi: Wajah Buruk DPR

Anak SYL Percantik Diri Diduga Pakai Uang Korupsi, Formappi: Wajah Buruk DPR

Nasional
Vibes Sehat, Perwira Pertamina Healing dengan Berolahraga Lari

Vibes Sehat, Perwira Pertamina Healing dengan Berolahraga Lari

Nasional
Nyalakan Semangat Wirausaha Purna PMI, Bank Mandiri Gelar Workshop “Bapak Asuh: Grow Your Business Now!”

Nyalakan Semangat Wirausaha Purna PMI, Bank Mandiri Gelar Workshop “Bapak Asuh: Grow Your Business Now!”

Nasional
Data ICW: Hanya 6 dari 791 Kasus Korupsi pada 2023 yang Diusut Pencucian Uangnya

Data ICW: Hanya 6 dari 791 Kasus Korupsi pada 2023 yang Diusut Pencucian Uangnya

Nasional
UKT Meroket, Anies Sebut Keluarga Kelas Menengah Paling Kesulitan

UKT Meroket, Anies Sebut Keluarga Kelas Menengah Paling Kesulitan

Nasional
Anies Ungkap Kekhawatirannya Mau Maju Pilkada: Pilpres Kemarin Baik-baik Nggak?

Anies Ungkap Kekhawatirannya Mau Maju Pilkada: Pilpres Kemarin Baik-baik Nggak?

Nasional
MKD DPR Diminta Panggil Putri SYL yang Diduga Terima Aliran Dana

MKD DPR Diminta Panggil Putri SYL yang Diduga Terima Aliran Dana

Nasional
Kemenag: Jemaah Umrah Harus Tinggalkan Saudi Sebelum 6 Juni 2024

Kemenag: Jemaah Umrah Harus Tinggalkan Saudi Sebelum 6 Juni 2024

Nasional
Anies dan Ganjar Diminta Tiru Prabowo, Hadiri Pelantikan Presiden meski Kalah di Pilpres

Anies dan Ganjar Diminta Tiru Prabowo, Hadiri Pelantikan Presiden meski Kalah di Pilpres

Nasional
Digelar Hari Ini, Puan Jelaskan Urgensi Pertemuan Parlemen pada Forum Air Dunia Ke-10

Digelar Hari Ini, Puan Jelaskan Urgensi Pertemuan Parlemen pada Forum Air Dunia Ke-10

Nasional
ICW Catat 731 Kasus Korupsi pada 2023, Jumlahnya Meningkat Siginifikan

ICW Catat 731 Kasus Korupsi pada 2023, Jumlahnya Meningkat Siginifikan

Nasional
Anies Serius Pertimbangkan Maju Lagi di Pilkada DKI Jakarta 2024

Anies Serius Pertimbangkan Maju Lagi di Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Ditanya soal Bursa Menteri Kabinet Prabowo, Maruarar Sirait Ngaku Dipanggil Prabowo Hari Ini

Ditanya soal Bursa Menteri Kabinet Prabowo, Maruarar Sirait Ngaku Dipanggil Prabowo Hari Ini

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com