"Ra opo-opo (tidak apa-apa). Namanya juga orang kalap," ujar Nusron di Jakarta, Selasa (24/6/2014).
Ia mengatakan, pemecatan anggota dari suatu organisasi karena berbeda pendapat merupakan gaya lama. Menurut Yusro, pemecatan itu sama dengan tidak menghargai suara rakyat yang telah memilihnya pada pemilu legislatif tahun 2009 dan 2014.
Menurut Nusron, Golkar menyia-nyiakan suara rakyat hanya untuk kepentingan sesaat. Padahal, kata dia, pada pileg kali ini perolehan kursi Golkar di DPR menurun.
Di sisi lain, suara Nusron dalam pemilu tahun ini justru meningkat. Nusron maju kembali sebagai caleg pada Pileg 2014 dari Daerah Pemilihan Jawa Tengah. Ia meraih sebanyak 243.021 suara.
"Jelek-jelek begini saya dua kali pemilu (2009 dan 2014) dapil saya, suara selalu meningkat. Ini artinya saya dipercaya rakyat," kata dia.
Ia menambahkan, karena rakyat memercayainya dan memilih Jokowi, maka dia harus memilih capres itu. "Kalau rakyat menghendaki Pak Jokowi, masa saya milih lain," kata Ketua Umum GP Ansor itu.
Sebelumnya, Aburizal menandatangani pemecatan tiga kader mereka dari keanggotaan di partai dengan alasan tidak mematuhi keputusan partai untuk mendukung pasangan calon presiden dan calon wakil presiden Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. (baca: Aburizal Pecat 3 Kader Golkar yang Tak Dukung Prabowo-Hatta) Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.